Lombok Timur, Bimakini.- Para calon yang maju di pemilihan kepala daerah identik kerap melakukan praktek membagi uang. Hal ini ditentang keras oleh Calon Gubernur NTB, Ali Bin Dachlan. Baginya, calon tersebut sama saja menanam benih korupsi.
“Masyarakat tidak boleh diberi amplop, diiming-imingi maka itu sama saja harga diri dan kualitas yang dipilih. Cara ini salah karena sama saja menanam benih korupsi pada masyarakat, oleh karenanya saya mau mencerahkan masyarakat,” tegas Ali Bin Dachlan di Suralaga, Lombok Timur, Rabu (13/6/2018).
Baginya, di dalam Al-Qur’an mengajarkan pemimpin bukan untuk mengubah hidupnya, tapi harus memikirkan kepentingan orang banyak.
“Pemimpin bukan bertujuan untuk dipuji, dibanggakan bahkan pemimpin bukan memanfaatkan agama buat meraih kemenangan. Pemimpin harus memiliki pemikiran yang cerdas,” urainya.
Selain itu, sebagai pemimpin harus mengetahui kebutuhannya yakni mensejahterakan masyarakat, bukan menebar janji, bukan menebar uang hanya untuk meraih kemenangan.
“Jika masyarakat tahu apa makna pemimpin dan seperti apa pemimpin itu sesungguhnya maka bisa membuat negara aman dan tentram, pemimpin yang tak dipilih juga harus mempunyai keikhlasan yang tinggi,” lanjutnya.
Bahkan, menjadi pemimpin harus memiliki ketegasan yang mengikuti norma agama. Terlebih, di dalam ajaran agama Islam bahwa menjadi pemimpin bukan menyodorkan diri melainkan harus dipilih oleh orang banyak.
“Al-Qur’an berkata yaitu memilih pemimpin bukan dilihat dari sisi usia. Lakukan dengan baik dan berpeganglah pada pedoman ajaran Allah,” pungkasnya.
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.