Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

TMMD ke-118 Kokohkan ‘Mindset’ Warga untuk Haramkan Tebang Hutan dan Tak Andalkan Penghasilan Jagung Semata!

Danrem 162/WB Brigjen TNI Agus Bhakti didampingi Dandim 1608/Bima Letkol Inf Andi Lulianto saat tiba di Desa Riamau dengan disambut tari selamat datang, Wura Bongi Monca.

Bima, Bimakini.-Di musim kemarau seperti ini, nyaris semua wilayah di Bima – Dompu hingga Pulau Sumbawa umumnya, panas mataharinya membara bak terbakar! Suasana ini tidak hanya terjadi pada siang hari, melainkan sejak pagi, sore bahkan di malam hari sekalipun.

Kondisi ini disebabkan selain karena faktor musim, juga akibat kondisi hutan dan pegunungan di Pulau Sumbawa umumnya telah gundul. Ditambah lagi, saat ini para petani jagung tengah gencar membakar lahan dan pegunungan untuk persiapan tanam jagung.

Namun kondisi ini berbanding terbalik dengan suasana di Desa Riamau. Salah satu desa paling utara di Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Desa ini masih cukup asri dengan pepohonan rindang yang utuh, serta menyuguhkan pemandangan indah dengan hamparan tanaman kemiri dan berbagai pepohonan raksasa.
Tak ayal, suasana dingin pun terus menyelimuti desa yang masih tergolong terisolir ini. Meskipun di siang hari, aroma dingin cukup terasa, ditambah tiupan angin segar. Adem!

Terlebih menjelang sore hari hingga malam dan pagi hari. Dingin bak menusuk tulang. Tak heran pendatang seperti halnya Media ini, terbuai dengan suasana kampung yang asri ini. Ditambah budaya yang didukung suasana perkampungan kental yang masih terjaga.

Ketua Tim Pengawasan & Evaluasi dari Inspektorat Jenderal Mabes TNI AD, Mayjen TNI Irham Waroihan S Sos, didampingi Dandim 1608/Bima Letkol Inf Andi Lulianto mengelili Desa Riamau

Kondisi asri serta kentalnya budaya yang terjaga inilah, yang ingin dipertahankan serta diperkokoh oleh Tentara Nasional Indonesia hingga Kodim 1608/Bima memilihnya sebagai lokasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-118 tahun 2023 ini.

Salah satu misi khusus inilah yang dikatakan Dandim 1608/Bima Letkol Infanteri Andi Lulianto, S.Kom, dititiberatkan kepada warga Desa Riamau selama berlangsung gelaran TMMD yang berakhir 19 Oktober 2023 kemarin. Bahkan hingga selamanya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Jadi isu peladangan liar dan menjaga hutan ini menjadi pesan khusus yang sangat penting kita sampaikan setiap kali kita bertemu warga sekitar. Kita benar-benar tanamkan agar mereka menjaga hutan dan pegunungannya,” ujar Andi sambil mengeliligi perkampungan bersama Media ini.

Misi khusus ini dipilih lanjutnya, karena pihaknya mengaku cukup prihatin dengan hutan dan pegunungan sekitar Bima dan Dompu yang kondisinya sangat memprihatinkan. Gundul!

Dampaknya pun urai Dandim Andi, sangat luas. Selain berpengaruh terkait kehidupan dan iklim, ancaman bencana saban tahunnya menjadi momok bagi warga Bima dan Dompu pada umumnya.

Untuk itu pihaknya dari TNI dan didukung penuh pemerintah daerah sekitar, agar masyarakat terus “diracuni” terkait pola menjaga hutan untuk tidak melalukan peladangan liar serta tidak hanya mengandalkan penghasilan dari tanaman jagung yang merusak hutan dan gunung sekitar.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Bahkan Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri, sejak awal dibukannya TMMD ke-118 mewarning masyarakatnya untuk menjaga alam sekitar dengan tidak menebang hutan dan pegunungan sekitar.

“Kami harap benar-benar kepada warga Desa Riamau ini agar menjaga hutan dan pegunungan sekitarnya. Cintai alam kita maka alam akan mencintai kita,” tegasnya.

Pernyataan ini terus dikokohkan dan diingatkan kembali saat momen penutupan TMMD Kamis 19 Oktober kemarin. Ia mengingatkan kembali, terlebih memasuki musim tanam ini, agar masyarakat sekitar menjauhi namanya peladangan liar.

Rupanya ultimatum dan misi khusus TNI serta Bupati ini senada dengan misi yang digaungkan Pemerintah Desa sekitar. Dimana, sejak beberapa tahun silam, Pemdes Riamau mengaku sudah membuat dalam Peraturan Desa terkait peladangan liar ini.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Dimana dikatakan Kepala Desa Riamau, Adisan S Sos, jika terbukti ada warganya yang melakukan peladangan liar, maka akan diberikan sanksi tegas.

“Salah satunya kita di Pemdes tidak akan melayani segala keperluan oknum warga melanggar itu. Misalnya saat mau urus administrasi seperti KTP, KK dan lainnya,” beber Adisan kepada Media ini.

Tak pelak urai Adisan, misi TNI dalam TMMD ini sangat klop dengan pihaknya yang benar-benar ingin menjaga hutan dan pegunungan sekitar Desa Riamau.

Pasalnya kata Adisan, desa ini memiliki potensi pariwisata yang cukup menjanjikan, dimana memiliki mata air yang masih orisinil serta dua air terjun yang cukup indah dan bisa menjadi destinasi wisata unggulan Bima dan sekitarnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Suasana hutan dan pegunungan di Desa Riamau Kecamatan Wawo.

“Kalau masih mau ingin melihat air terjun yang sangat deras dan hutan yang rimbun, hutan dan gunung harus kita jaga benar-benar secara bersama. Salah satunya dari masyarakat sekitar,” tegas Kades Adisan.

Untuk itu agar warga sekitar tidak terpengaruh atau terpapar “virus” penebangan liar, dipaparkan kembali Dandim Andi, diberikan solusi serta jalan lain agar masyarakat melakukan tidak penebangan liar.

Dalam program pembangunan selama TMMD ini papar Dandim Andi, pihaknya membangun sejumlah faktor pendukung serta fasilitas yang memadai. Seperti halnya perbaikan jalan, drainase, fasilitas mulai dari Mandi Cuci Kakus (MCK), fasilitas kesehatan hingga sarana ibadah.

Belum lagi lanjut Dandim Andi, sosialisasi mulai dari wawasan kebangsaan, kesehatan terkait Narkoba dan lainnya yang didalamnya terus diselipkan timnya untuk pentingnya menjaga hutan sekitar.

Pihaknya pun mengaku tidak hanya fokus meracuni masyarakat agar menjaga hutan sekitar, melainkan juga memberikan solusi dan jalan keluar agar masyarakat tidak hanya berpikir dengan mengandalkan tanaman jagung di hutan dan pegunungan yang membawa kehidupan lebih baik.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Melainkan kata Dandim Andi, warga sekitar yang sebagian besar adalah berprofesi sebagai petani juga bisa “nyambi” menjadi peternak andal.

“Yang paling berpotensi juga adalah budidaya ikan. Terus dengan berkebun ini karena disini banyak sekali hasil alam,” tukasnya sambil memantau daerah sekitar sambil menghirup udara segar pagi.

Nah dari solusi yang diberikan ini pula tidak hanya retorika semata sambung Dandim Andi, melainkan pihaknya langsung membangunkan bak penampuangan air uang cukup untuk mendukung solusi yang diberikan pihaknya.
Ditambah saluran drainase yang dipusatkan dalam TMMD ke-118 ini agar bisa mengairi ke seluruh kebutuhan warga sekitar.

Menariknya beber Dandim Andi, dari belasan item yang dibangun selama TMMD itu melibatkan aktif masyarakat Desa Riamau.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Pantauan media ini yang beberapa kali turun melihat jalannya TMMD ke-18, warga bahu membahu ikut bergotong royong membangun sejumlah fasilitas yang diharap dalam program TMMD di desanya.

Antusiasme yang tinggi ini membuat TNI dan pendatang berdecak kagum karena kekompakan masyarakat Desa Riamau yang luar biasa ini.

Yang paling membanggakan hingga diakui Ketua Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) dari Inspektorat Jenderal Mabes TNI AD, Mayjen TNI Irham Waroihan, S.Sos yang langsung meninjau ke Desa Riamau, tidak hanya melibatkan para pria, melainkan juga wanita. Yang terdiri dari remaja hingga ibu-ibu.

Media ini yang ikut menemani tim Wasef sampai tersenyum bangga dan melontarkan pujian tak henti-hentinya akibat dari tingginya antusiasme warga dalam bergotong royong.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Ini baru pertama kali saya lihat. Dari seluruh lokasi TMMD yang saya kunjungi, baru ini yang benar-benar kompak,” pujinya dengan nada sumringah.

Jika mengulik kembali tradisi di Desa Riamau, tak dipungkiri tingginya antusiasme warga dalam bergotong royong ini, karena mereka memiliki tradisi unik yang merupakan budaya leluhur masyarakat sekitar dan hingga kini terus berkembang.

Warga setempat mengenalnya dengan nama ‘Karawi Kaboju’, yang merupakan tradisi kebersamaan atau gotong royong.

Tradisi Karawi Kaboju ini dikatakan Kepala Desa Riamau, Adisan, telah mendarah daging sejak lama.
Tak heran katanya, tradisi ini kemudian sangat mencolok saat pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-118 ini. Dimana warga sekitar benar-benar menerapkan tradisi ini hingga projek pembangunan yang menjadi sasaran TMMD terselenggara dengan sukses.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ditambah lagi, kekuatan TNI yang berbaur bersama masyarakat cukup kental. TNI diakui Kades Adisan, benar-benar mampu menghipnotis masyarakat.

Salah satunya menyelipkan pola pikiran masyarakat untuk tidak menebang hutan secara sembarangan dan tidak terpengaruh dengan mengandalkan hasil jagung semata untuk bertahan hidup.

Untuk diketahui beber Kades Adisan, di desa yang dipimpinnya sejak empat tahun silam tersebut, memiliki kawasan hamparan pohon kemiri terluas dan terbesar di Kabupaten Bima, setelah tergerus oleh Kecamatan Parado yang kini dialihfungsikan menjadi lahan pertanian.

“Tiap tahun tetap ada penambanhan areal kemiri ini. Yang tercatat kemarin, tapi saya lupa rinciannya ada sekitar 320 hektar untuk lahan kemiri saja,” uraianya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Dengan modal luasnya hamparan kebun kemiri ini katanya, optimis dari sekitar 200 Kepala Keluarga itu bisa menjadi opsi lain selain menanam jagung hingga nekat membabat hutan dan pegunungan.

Setali tiga uang juga dikatakan Camat Wawo Syarifuddin. Desa Riamau ini menjadi salah satu desa yang mendapat perhatian khusus pihaknya karena memiliki potensi alam luar biasa.

Dari sembilan desa desa di Kecamatan Wawo yang dimpimpinnya, Desa Riamau lah yang terbanyak memiliki program pembangunan untuk mendukung berbagai kebutuhan masyarakat sekitar serta mempertahankan eksistensi alam dan tradisi budayanya.

“Kebetulan Kades Riamau ini Mas lobi-lobi dan link-nya hebat. Dia mampu menghadirkan banyak pembangunan yang memajukan desanya. Lihat saja perkembangannya,” ujar Syarifuddin kepada media ini beberapa hari lalu di Desa Riamau.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Dengan didukungnya berbagai kemajuan dan keberuntungan salah satunya dijadikan lokasi TMMD ke-188 inilah katanya, waktu yang tepat untuk menghipnotis masyarakat agar mindset nya benar-benar berubah.

“Kalau dari kita sudah sering kita sampaikan. Naaah kan pengaruh dan jiwa TNI itu kan beda Mas, berwibawa. Jadi mereka benar-benar mendengarkan dan mau mengikuti,” ucapnya optimis.

Lalu bagaimana tanggapan warga di Desa Riamau?

Suasana kompak gotong royong atau Karawi Kaboju di Desa Riamau – Wawo

Sejumlah warga yang diwawancarai Media ini, mengaku klop dan sangat setuju dengan komitmen untuk menjaga hutan dan pegunungan sekitar, dengan tidak melakukan penebangan liar.

“Deee coum da ne’e kalau kandede si, au walip wara solusi na labo pemerinta ma perhatikan masarakat na. (Lhoo siapa yang tidak mau dengan komitmen itu? Apalagi didukung dengan solusi dari pemerintah yang ingin memperhatikan masyarakatnya,” ujar salah seorang warga sekitar, Abdullah.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Bapak paruh baya itu mengaku, menjadi salah satu kewajibannya dalam menjaga hutan yang ada di sekitarnya. Terlebih untuk kehidupan yang lebih baik serta untuk anak cucunya ke depan.

Demikian juga halnya dengan seorang ibu bernama Ratna. Ia mengaku cukup senang dengan imbauan serta komitmen warga dan pemerintah tersebut.

Dengan demikian katanya, masyarakat ikut menjaga secara bersama-sama tanpa pengecualian. “Karena kalau sudah satu orang mulai yang satunya juga ikutan dan iri nanti,” ucapnya dengan raut bahagia.

Ibu muda tersebut bahkan berjanji akan melarang suami dan keluarganya, agar tidak menebang secara liar hutan yang ada di Riamau.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Toh katanya, penghasilan atau pekerjaan yang menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk biaya kehidupannya tidak selamanya dari tanamam jagung semata, terlebih mudaratnya lebih banyak yang banyak mengancam nyawa dirinya serta khayalak.

“Semoga kita semua dijauhkan dari mara bahaya dan Allah selalu melindungi kita,” pintanya menutup pembicaraan. IKRA HARDIANSYAH

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Pemerintah Kabupaten Bima Sabtu (23/3/2024) malam  melakukan kegiatan Safari Ramadan di Masjid At-Taqwa Desa Labuhan Kananga kecamatan Tambora. Bupati Bima Hj. Indah...

Pemilu Serentak 2024

Bima, Bimakini.- Sehari menjelang pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024, Selasa (13/2/2024)  Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bima melakukan pemusnahan suara rusak  di...

Hukum & Kriminal

Kota Bima,  Bimakini.-  Dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban jelang Pemilu Serentak 2024, personel gabungan TNI-Polri melaksanakan Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) di Wilayah...

Pemerintahan

Bima Bimakini.- Bupati Bima Hj.Indah Dhamayanti Putri SE.,M.IP, Senin (29/1) meresmikan Gelanggang Olah Raga (GOR) Mini Semangka Kecamatan Sape untuk kegiatan sepak bola dan...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri, menaruh harapan besar kepada Kapolres Bima yang baru menjabat, AKBP Eko Sutomo, agar dapat membantu mengatasi...