Bima, Bimakini.- Prosesi penobatan Muhammad Putera Ferryandi menjadi Jena Teke atau Sultan Muda Kesultana Bima digelar di Asi Mbojo, Minggu siang. Sejumlah tokoh Bima, Raja, dan Sultan se-Nusantara, hadir saat acara itu. Buncahan harapan pun muncul. Seperti disampaikan Sultan Palembang, Mahmud Badarudin.
Apa sajakah? Diingatkannya, seorang pemimpin itu harus menyatu antara kata dan perbuatannya. Jangan ada pemimpin yang munafik, apabila berkata dia bohong, apabalia dia berjanji dia ingkar, dan mengkhianati amanah diberikan.
Untuk itu, dia meminta agar ke depan Putra Mahkota Bima bisa mengikuti jejak leluhurnya, memiliki prinsip hidup dan selaku satu kata dan satu dalam perbuatan. Dapat menjadi panutan bagi seluruh masyarakat Bima.
Katanya, apalagi masalah ini wajib dipandang perlu, karena selama ini untuk diketahui pula oleh masyarakat, tidak pernah ada satu pun Raja atau Sultan menjadi pemimpin pemerintahan pernah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sultan Palembang menyampaikan selamat kepada Jena Teke Kesultanan Bima, Muhammad Putera Ferryandi atas penobatannya sebagai Putra Mahkota. “Semoga dapat membawa Bime lebih maju dari dalam pembangunannya, karena harapannya bagi semua Jena Teke dapat membantu Pemerintah Daerah untuk membangun daerahnya ke depan,” ujarnya.
Begitu pun nasihat dari mantan Gubernur NTB, H Harun Al-Rasyid. Katanya, petuah harus dipatuhi, kalimatnya sesuai dengan apa yang menjadi harapan rakyat dan tertuang dalam Al-Quran.
Dia meminta harus menjadi panutan bagi semua, semoga pelantikan Jena Teke dapat menjaga khasanah budaya Bima bagi generasi ke depan. “Ini penting, kita perlu lestarikan adat dan budaya seperti yag dulu pernah dirintis oleh leluhur masyarakat Bima. Kita patut bersukur ada persatuan dan kesatuan masyarakat dengan dinobatkannya Jena Teke,” katanya.
Harun pun mengajak seluruh masyarakat Bima, khususnya, warga Indonesia dan NTB agar menjaga kedamaian, karena modal itu bisa membangun bangsa dan negara dan daerah ini lebih baik lagi.
Pantauan Bimakini, upacara penobatan Muhammad Putera Ferryandi, meriah. Sejumlah Raja, Sultan dan Ratu dari berbagai daerah di Nusantara hadir. Antara lain, Raja Bali, Palembang, Kaltim, Pangeran Jayakarta, Kesultanan Dompu, Sumenep, dan Lombok.
Hadir pula beberapa tokoh Bima seperti Hamdan Zoelfa, Wakil Wali Kota Bima, H A Rahman, Bupati Hj Indah Dhamayanti Putri, Sekda NTB, dan mantan Gubernur NTB., H Harun Al-Rasyid.
Sebelum penobatan, berbagai prosesi dihelat sesuai adat dan tradisi pengangkatan Jena Teke. Parade pasukan kesultanan mengawali parade akhir dari kedatangan Jena Teke memasuki halaman Asi Mbojo.
Jena Teke dibawah pengawalan dari sejumlah tetua adat, termasuk sejumlah Ncuhi. Saat itu Jena Teke terlihat menunggangi kuda.
Berbagai syair, sumpah, dan harapan rakyat dikumandangkan dalam bahasa Bima. (BK32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.