Belitan kasus yang melibatkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) muncul lagi di ruang publik. Oknum PNS di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima diamankan oleh aparat Kepolisian Resort (Polres) Bima Kota saat bermain judi bersama empat warga di rumahnya. Kejadian Jumat (1/6) dini hari di Kelurahan Ntobo Kecamatan Rasanae Timur itu jelas saja memalukan. Sosok yang sejatinya diharapkan menularkan energi positif kepada masyarakat, justru menghamburkan aura busuk.
Kasus ini menjadi bahan perbincangan, karena “tidak populer” dalam sisi norma. Kita prihatin, karena PNS menjadi bagian dari kelompok yang bisa dikategorikan sedang menggiring diri ke lembah kemaksitan. Atau dalam bahasa agama, sedang berlomba dalam jalan yang menabrak rambu agama atau bukan sirathal mustaqim.
Setidaknya ada dua aspek yang bisa dicermati dari kasus itu. Pertama, karena melibatkan PNS, maka mencoreng citra aparatur yang seharusnya bisa menjadi pamong bagi masyarakat. Selain sanksi hukum, pelakunya layak diberi hukuman adinistratif karena mendemonstrasikan kemungkaran secara telanjang. Sebagai bagian dari penyakit masyarakat, maka perjudian meracuni hati dan pikiran.
Tidak ada yang bisa diharapkan dari mereka yang menyuburkan mentalitas judi, suatu kondisi jiwa yang sesungguhnya antipembangunan. Pengumandangan program Pembumian Al-Quran dan Magrib Mengaji, sebagai contoh, bisa kandas dari sisi citra karena justru tidak diekspresikan secara masif oleh para pejabat dan pegawai. Mereka menempuh jalur berbeda dan memainkan irama lain dari arus utama.
Aspek kedua adalah kasus di Ntobo itu kian menegaskan kondisi bahwa sebenarnya perjudian masih marak dan justru telah meracuni pilihan sikap kaum terpelajar. Kondisi ini jelas saja tantangan bagi aparat Kepolisian. Urgensi dari pemberantasan perjudian sekarang ini sebagai jalan pembuka untuk “kebersihan jalanan” menuju bentangan Ramadan. Bukankah Ramadan sudah dekat waktunya?
Jika mau jujur, sesungguhnya masih banyak penyakit sosial di sekitar kita yann memerlukan komitmen bersama untuk memberantasnya. Kita sedang berpacu dengan agresivitas para penjudi. Jangan sampai kalah cepat! (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.