Kota Bima, Bimakini.- Hingga sekarang, tiga dari 10 korban banjir di RT 01 RW 01 Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba masih tidur dalam rumah berdinding tarpal. Mereka berteduh di bawah terpal sejak bencana banjir bandang melanda Kota Bima 26 Desember 2016 lalu.
Ketua RT 01 Kelurahan Penaraga, Ramli Husen, membenarkan tiga warga, Nurbaya, Sumarni, dan Junaidin masih tinggal di rumah berdinding tarpal setelah banjir beberapa waktu lalu.
Sejak bencana saat itu, sambungnya, ketiga korban pernah menerima bantuan uang tunai sebesar Rp500 ribu, peralatan dapur, dan tarpal.
Sebelum bencana banjir, Sumarni, memiliki rumah permanen. Rumah idamannya tersebut, hancur diterjang banjir bandang dan perabot rumah ikut hanyut terbawa arus.
“Sejak saat itu, terpaksa saya gunakan tarpal sebagai dinding hingga sekarang. Saya tidak punya uang membeli material untuk membangun kembali tembok yang roboh,” ungkapnya.
Senada dikeluahkan, Nurmi. Sejak peristiwa banjir hingga sekarang, dinding rumahnya hanya ditutupi dengan baligo.
“Kita hidup sudah tidak nyaman lagi, tidak tenang, dan dihantui perasan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” keluhnya sembari menujuk arah rumahnya.
Nurmi dan korban lain meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bima memberikan bantuan bedah rumah untuk memperbaiki dinding yang rusak tersebut.
“Bantuan dari pemerintah sangat kami harapkan, supaya bisa hidup nyaman seperti warga lain,” harapnya diamini korban lain. (PUL)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.