Mataram, Bimakini.- KONI NTB dan Dinas Pariwisata NTB akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh peserta Lombok Marathon 2017.
KONI NTB melalui Ketua Umum H Andi Hadianto, atas nama panitia Lombok Marathon 2017, meminta maaf pada seluruh peserta yang mengikuti event tahunan di Lombok itu. “Atas nama Ketua KONI NTB, saya meminta maaf pada seluruh peserta Lombok Marathon. Insiden yang terjadi karena keterlambatan medali tiba di lokasi acara,” Kata Andi yang didampingi Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faoza dan Kepala Dinas komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) NTB.
Soal insiden itu, Andi, nengungkapkan bahwa masalahnya ada pada Event Organizer (EO) Dunia Lari, yang menjanjikan medali tiba di Lombok Minggu pagi dari Singapura. “Memang benar medali itu tiba pukul 9 pagi, karena terlambat jadi medali tidak diberikan langsung pada pelari sampai di finish, mereka menerima tanda atau check point untuk ditukarkan dengan medali” kata Andi.
Disebutkannya juga bawa jumlah medali yang disiapkan hanya 2.000 medali, dengan asumsi akan diberikan pada 500 orang yang pertama tiba di garis finish, pada 4 kategori, masing masing 5 kilometer, 10 kilometer, half dan full marathon.
“Semua medali sudah kita berikan pada 1.900 peserta, masih tersisa 100 mendali, bagi peserta yabg belum menerima silahkan menghubungi panitia, dan tentu saja kami akan melihat catatan waktu mereka, sebagai bukti pengambilan medali” ungkapnya.
Event tourism Lombok Marathon 2017 sendiri tuntas dilaksanakan hari Minggu (28/1/2018). Event tahunan itu seyogyanya berlangsung 3 Desember 2017, tapi diundur karena erupsi Gunung Agung Bali menghalangi kedatangan para peserta dari berbagai daerah dan mancanegara yang telah mendaftarkan diri untuk berlomba.
Di luar dugaan, antusias peserta mengikuti Lombok Marathon 2017 tetap tinggi, padahal pelaksanaannya mundur jauh 55 hari dari jadwal semula dan juga berganti tahun. Panitia pun berupaya keras mensukseskan gawe ini, kendati cuaca tidak bersahabat. Di lapangan, panitia harus berbasah-basah mempersiapkan segalanya, karena Mataram dan Senggigi yang dijadikan start – finish event tersebut, diguyur hujan deras sejak semalam.
Cuma sayang, usaha keras panitia itu tetap tidak mampu memuaskan seluruh peserta yang berjumlah ribuan. Di garis finis, banyak peserta merasa kecewa gara-gara tidak kebagian medali. Bahkan ada peserta juga tidak kebagian baju lomba.
Andy sendiri berhak mengklaim bahwa Lombok Marathon adalah sport tourism terbaik di Indonesia. Bahkan, memiliki ciri khas, seperti lari marathon di tempat lain. “Sebenarnya kita ingin happy ending. Agar jadi ciri khas tersendiri. Agar bisa mengalahkan event lari di tempat lain,” katanya. PUR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.