Ketika seorang guru enggan melaksanakan tugas mulianya, apa yang ada di benak Anda? Ada yang mengatakan tugas mulia hanya pantas dilakukan oleh mereka yang mulia. Artinya, ketika aspek kemuliaan tidak lagi dijunjungh tinggi, maka degradasi karakter itu merupakan malapetaka besar bagi peradaban. Apalagi, ketika mereka yang mencoba ‘menerobos pagar kemuliaan’ itu tidak diganjar hukuman apapun. Jadilah tontonan tidak mendidik itu menjadi tuntutanan.
Ya, kasus guru ogah mengajar kembali mengusir sanubari publik. Seperti pengakuan Kepala Sekolah Dasar Negeri 07 Kota Bima, Janratni, ada dua guru yang terjerat kasus kedisiplinan dan sudah dilaporkan kepada pihak yang berwenanng. Satu orang tidak pernah mengajar selama hampir setahun terakhir, satunya lagi belum terlalu parah. Guru yang berstatus Pegaksaawai Negeri Sipil itu kini masih tanpa hukuman.
Saatnya, panorama sumbang yang merecoki dunia pendidikan seperti ini diberi perhatian serius. Mereka yang dibiarkan akan menjadi semacam benalu akut dalam tubuh pendidikan, juga satuan kerja lainnya. Jika ada pengakuan hampir setahun tidak aktif mengajar dan sudah ada sinyal laporan, maka patut dipertanyakan mekanisme manajemen sumberdaya guru di Kota Bima ini. Mengapa pembangkangan bisa selama ini tanpa ada pembinaan serius. Munculnya pemberitaan itu di ranah publik, memicu cemoohan.
Mesti didata dan diidentifikasi lagi oknum guru atau pegawai manapun yang tidak berseiringan dengan tuntutan tugas pokok dan fungsinya. Mereka yang tidak lagi dalam satu semangat pengabdian diminta mundur atau dieksekusi sesuai level kesalahannya. Ketidakdisiplinan sangat peka ketika dibiarkan dalam suatu mekanisme sistem kerja.
Apalagi, Kota Bima terus mengampanyekan diri sebagai Kota Pendidikan. Jika tampilan performa guru seperti itu, maka merupakan ‘duri dalam daging’ yang menganggu laju kualitas yang diharapkan. Kita prihatin di titik ini, karena telah menurunkan derajat kemuliaan profesi guru secara telanjang di depan publik. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.