Setelah masyarakat Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, protes beras berkualitas rendah muncul pada eks penderita kusta yang tinggal di Desa Panda Kecamatan Palibelo. Mereka mengadukan beras bantuan yang diterima karena menebarkan aroma yang busuk nan menyengat. Meskipun dicuci berkali-kali, tetap saja berbau. Pernah pula dicoba dimasak, namun rasanya pahit.
Berdasarkan pengakuan warga, beras itu bantuan dari Pemerintah Provinsi NTB. Petugas yang ditunjuk menerima anggaran itu, membelikan beras, dan menandatangani berkas. Kisah pilu ini semakin menambah daftar protes soal beras. Namun, kita mengapresiasi para penghuni rumah khusus di Panda itu karena melaporkannya kepada wakil rakyat. Saluran yang mereka lewati berbeda dengan ekspresi sebagian kelompok lainnya yang memblokir jalan, merusak fasilitas, dan tindakan anarkis sejenisnya.
Kejadian yang menimpa warga itu adalah sebagian gambaran perlakuan terhadap masyarakat miskin. Sejatinya, mereka tidak diperlakukan seperti itu karena menambah derajat kesulitan kehidupannya. Kaum miskin mesti mendapatkan pelayanan layak sebagai kewajiban pemerintah terhadap rakyatnya. Penyaluran beras kedaluwarsa seperti itu sulit dinalar, karena petugas seharusnya bisa mengidentifikasinya sejak awal. Mereka sejatinya sigap mengendus aroma beras pasokan dan memilih kualitas standar sesuai alokasi anggaran.
Oleh karena itu, pemerintah melalui pihak yang berkaitan seharusnya segera merespons dan menelusurinya. Mengapa beras berkualitas rendah dipasok untuk masyarakat dan prosedur apasaja yang dilalui dalam pembelian yang berakibat protes penerima. Beras bearoma busuk itu tidak layak disuguhkan untuk manusia. Apa yang kini terjadi bisa mengerus kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, padahal secara konsep program itu sudah tepat. Petugas yang mengimlementasikannya-lah yang tidak becus menerjemahkannya.
Sekali lagi, suguhan beras beraroma busuk itu harus ditelusuri dan segera diganti sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah terhadap rakyat. Negara harus serius mengurus kepentingan rakyat! (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
