Kontroversi seputar pengangkatan Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Talabiu belum berakhir. Hari-hari berlalu. Masih membumbui noda hitam dunia pendidikan Kecamatan Woha. Kontroversi tidak produktif ini telah membuka tabir betapa gesekan di level tengah tidak kalah serunya dengan pertarungan elit. Apalagi, ada aroma Pilkada yang diseret di dalamnya.
Lalu bagaimana dengan siswa? Bagaimana posisi mereka dalam karut-marut SK PLT yang tidak kunjung dieksekusi finalnya itu? Jelas siswa dirugikan! Mereka terbawa arus kepentingan praktis, ketidakjelian administratif, dan pat-gulipat mesin birokrasi. Senin (19/09) lalu, seluruh siswa dipulangkan menyusul kehadiran PLT baru Kasek, M Nur. Pemulangan itu memicu protes wali murid hingga ketegangan dengan guru setempat. Gambaran buruk yang tidak seharusnya muncul di bilik pendidikan ini, lagi-lagi merugikan siswa.
Bocah-bocah bahan baku masa depan daerah ini bak bola pingpong yang disodok kiri-kanan, seperti arah setrika yang bolak-balik arah. Lepas dari muatan kontroversi itu, mereka disuguhi materi pendidikan yang jauh dari kata mendidik. Hal mereka untuk menerima pelajaran terabaikan oleh tarik-menarik kepentingan sempit. Areal pendidikan memang akan belepotan dan keteteran ketika tekanan non-pendidikan mendominasi. Jelas ini drama membodohkan! Kontraproduktif bagi siswa, sekolah, dan bangunan pendidikan daerah.
Kita mengharapkan kontroversi ini berakhir, karena merusak kenyamanan suasana psikologis siswa! Biarkan siswa menikmati masa belajarnya, tidak direcoki hal-hal yang membuyarkan konsentrasinya. Sisi yang layak digugat adalah mengapa kontroversi ini dibiarkan lama dan tidak segera diamputasi pada kesempatan pertama. Mengapa Kepala UPTD Dikpora, Kadis Dikpora, Sekda, Wakil Bupati dan Bupati Bima lamban mengatasinya? Sekali lagi, bola liar ini harus segera dihentikan. Siswa, wali murid, dan publik umumnya menunggu! (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.