Lapangan olahraga (voli) tidak hanya sekadar ruang permainan antardua kubu. Ia adalah bentangan terbuka yang menuntut keuletan, keberanian, dan nilai sportivitas. Apalagi, di bawah tatapan mata ribuan orang. Ya, ada nilai yang harus diteguhkan bersama dari hanya sekadar smash keras, set up, passing dan lainnya. Seperti yang diinginkan Wakil Wali Kota Bima, H A Rahman, saat pembukaan turnamen voli Penaraga Cup I antarkelurahan dan desa se-Kota dan Kabupaten Bima, Selasa (20/09) di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba.
Ada nilai persatuan yang diharapkan muncul sebagai modal dasar pembangunan daerah. Voli, sepakbola, dan lainnya merupakan wadah yang tepat untuk menguatkan kebersamaan. Memang kadang muncul insiden, karena ketidakmampuan memahami nilai sportivitas. Ada pula yang kebablasan bertindak hingga memicu anarkisme meluas. Pengalaman itulah yang hendaknya menjadi bahan renungan bersama.
Kita harapkan berbagai ajang olahraga yang selama ini digelar di Kota Bima mampu merajut menjaga semangat silaturahim dan kebersamaan untuk mencegah berbagai potensi konflik. Jika para pemuda Mbojo bersatu dan mampu memaknai semangat berolahraga, maka ketika keluar lapangan akan memenggaruhi pola pilihan sikap ketika berintaraksi dengan masyarakat. Dalam bahasa lain, bagaimana menerjemahkan nilai sportivitas di lapangan voli Penaraga ke tengah medan dinamika publik. Mem-breakdown semangat di arena ke pusaran denyut kehidupan sosial-kemasyarakatan. Nah, sikap inilah yang kita tunggu.
Harapan Wawali agar jangan sampai kejuaraan ini menimbulkan bibit perselisihan, selayaknya menjadi basis tindakan para pemain dan ofisial. Pada level tertentu, dari arena Penaraga inilah gambaran kecil Mbojo bisa diintip bersama. Mengapa? Karena dari puluhan tim dan ratusan supporter yang bertemu, ada letupan emosi yang bakal menemukan salurannya. Ya, kita berharap sportivitas dijunjung tinggi karena itulah inti dari permainan.
Sebagai kaum muda, mari menunjukkan diri sebagai kelompok yang memiliki karakter dan cerdas merespons dinamika sosial (pertandingan). Tidak gegabah, apalagi “membumikan” anarkisme. Arena olahraga Penaraga, bisa dikatakan, miniatur mini dari gambaran sosial Mbojo karena para pemuda berkompetisi menjadi tim terbaik. Kecerdasan emosional kalian ditunggu…(*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.