Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Memaknai 1 Muharram

dokinilah.com

dokinilah.com

Umat Islam dunia kini berada pada pemulaan bulan Muharram 1438 Hijriyah. Tahun Baru dalam kalender Islam. Perguliran tahun baru Hijriyah mengingatkan pada suatu kisah spektakuler dalam tarikh perjuangan Islam, yaitu peristiwa Hijrah Rasulullah dan para sahabat dari Mekkah ke Yatsrib (Madinah) pada tahun 1 Hijriyah (bertepatan dengan tahun 622 Masehi). Dalam catatan ulama, Al-Quran, sekitar 30 kali perkataan hijrah atau pecahan dari kata hijrah muncul. Itu berarti betapa pentingnya masalah hijrah dalam syariat Islam.

Lalu apa makna makna dan pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari peristiwa hijrah. Menurut Ali Farkhan Tsani, hijrah merupakan tonggak monumental dan memiliki makna yang sangat berarti bagi perjuangan muslimin. Fase hijrah merupakan kebangkitan Islam yang semula diliputi suasana dan situasi tidak kondusif di Makkah menuju suasana prospektif di Madinah. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menyebut hijrah Nabi sebagai al-hijrah al-haqiqiyyah (hijrah sejati). Alasannya, hijrah fisik sekaligus refleksi dari hijrah maknawi itu sendiri. Dua makna hijrah itu, sekaligus terangkum dalam hijrah Rasulullah dan para sahabatnya ke Madinah. Secara maknawi (fisik), mereka berjalan kaki dari Mekkah ke Madinah. Menempuh padang pasir sejauh sekitar 450 kilometer. Secara maknawi juga jelas, mereka berhijrah demi terjaganya misi Islam.

Dalam mengembangkan dakwah menyeru ke jalan Allah, para Nabi juga melakukan hijrah perpindahan secara dinamis dari satu tempat ke tempat lain. Di antaranya Nabi Ibrahim karena perjalanan hidupnya yang penuh dengan ujian dan tantangan. Berhijrah dari Babylonia (Iraq) menuju kawasan Baitul Maqdis (Palestina). Selanjutnya, hijrah beberapa kali dari Palestina ke Mesir, dari Mesir kembali Palestina lagi. Termasuk, hijrah dari Palestina menuju Mekkah yang dalam perkembangannya menjadi syariat haji. Nabi Musa juga berhijrah dari negeri Fir’aun di Mesir menuju Perbatasan Palestina, melalui Jordania. Suatu perjalanan membangun peradaban atas semangat loyalitas, kesetiaan, keimanan, dan ketaatan yang berujung pada sesuatu lebih baik atas ridha Allah.

Bagaimana dengan kita hari ini? Kita pun dituntut berhijrah dari perilaku jahiliyah menuju perilaku Islami. Hijrah dari perbuatan yang mubadzir dan mafsadat (merusak), menuju amal shaleh yang lebih bermanfaat. Intinya hijrah meningalkan segala yang dilarang Allah menuju yang Allah perintahkan. Hijrah juga mengandung semangat perjuangan (ruhul jihad) dan rasa opimisme yang tinggi. Rasulullah dan para sahabatnya telah melawan rasa sedih dan takut melalui berhijrah. Jihad fi sabilillah lebih dicintai dari semua daya pikat dunia. Hijrah juga mengandung semangat persaudaraan. Seperti dicontohkan oleh Rasulullah saat menyatukan kaum Muhajirin dan kaum Anshar dalam ikatan satu kesatuan umat secara terpimpin (jama’ah) berlandaskan takwa kepada Allah.

Nah, kita mengharapkan Tahun Baru Hijriyah yang kini menyapa mampu menumbuhkan optimisme perjuangan membangun peradaban masyarakat dengan berlandaskan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah. (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.
Bagikan berita

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait