Kota Bima, Bimakini.- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima, Rabu (30/11), menyuarakan aspirasinya. Mereka menolak pembangunan Masjid Terapung di kawasan Ama Hami. Dalam pandangan LDK STISIP, pembangunan fasilitas itu saat ini belum urgen.
Tidak saja berorasi meneriakkan tuntutannya, massa juga shalat bersama di halaman kantor Pemkot Bima di tengah guyuran hujan.
Mahasiswa juga melanjutkan aksi di kantor DPRD Kota Bima. Mereka berjalan kaki mahasiswa mendatangi dan membawa tuntutan sama. Mereka beralasan daripada membangun Masjid Terapung di Ama Hami lebih baik baik membangun Masjid Agung Al-Muwahidin yang belasan tahun terbengkalai.
Koordinator lapangan aksi, Arif Rahman, menilai ada sejumlah persoalan dalam kepemimpinan Wali Kota HM Qurais dalam bidang infrastruktur, satu di antaranya yang saat ini menjadi sorotan adalah pembangunan Masjid Agung Al- Muwahidin yang tidak kunjung tuntas. Fasilitas itu seolah dibaikan.
Padahal, katanya, anggaran terus dialokasikan. Untuk itu, Wali Kota Bima harus “turun tangan” menuntaskannya. Apalagi pembangunan masjid untuk pos anggaran tahun 2016 sudah dicarikan anggarannya sejak bulan Maret lalu, namun pembangunannya baru akan dimulai tahun 2017.
Menurutnya, ketidakjelasan waktu pembangunan dengan anggaran yang sudah dicairkan itu sudah menyalahi aturan. Untuk itu, Wali Kota Bima harus segera mengambil tindakan terkait dengan pembangunan Masjid Agung. Dia meminta Pemkot Bima memroses masalah pembangunan Masjid Agung, meminta DPRD Kota Bima segera bersikap atas masalah ini. (BK32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.