Bima, Bimakini.- Pengerjaan proyek normalisasi sungai di sekitar Bendungan Kecamatan Sape, dinilai proyek ‘setengah hati’ oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Masalahnya, hasil akhir dari pengerjaan proyek itu tidak jelas. Apalagi, pekerja semaunya dalam mengeruk lahan milik warga.
Padahal, disepakati untuk dilakukan secara adil dan tidak merugikan salahsatu lahan milik petani lain.
Sujudin, pemilik lahan sekitar Bendungan Sape, mengaku kecewa terhadap n cara kerja alat berat yang semaunya mengeruk lahan persawahan milik warga. Seharusnya dilakukan secara adil. Artinya, sesuai kesepakatan jika bagian kanan dua meter, maka di bagian kiri sungai juga dikeruk dua meter.
“Kita sayangkan kalau sebagian ada yang satu meter yang lain dikeruk dua meter, bahkan ada yang tiga meter. Cara seperti ini tidak adil dan merugikan sebagian petani,” ujarnya Rabu (15/3).
Tidak hanya itu, terangnya, saat pengerjaan lebih memerhatikan kepentingan pemerintah dibandingkan kepentingan petani. Buktinya, di sekitar SMAN 2 Sape dipasang bronjong, sedangkan bantaran sungai yang membelah lahan warga hanya dikeruk saja.
Menurutnya, hal seperti ini mengecewakan dan seharusnya Pemkab Bima lebih teliti sebelum mengerjakan proyek itu. Karena itu, puluhan warga protes kepada Camat Sape dan meminta mengingatkan pekerja agar tidak semaunya saat pengerukan. Mana yang diprioritas dan mana yang dikesampingkan, apalagi sebelumnya warga sudah sepakat merelakan sebagian lahan untuk melebarkan aliran air di sungai.
“Kita berharap pengerjaan proyek itu bermanfaat bagi petani dan bukan sebaliknya, bisa menimbulkan masalah baru antarpetani,” katanya. (BK23)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.