Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Biayai Operasi Puluhan Juta, Korban Panah Tertahan di RSUP

Foto Dok: M Ghifari bersama istrinya Erna Yuliana saat berada di ruang perawatan Gili Trawangan, RSU Provinsi NTB.

Kota Bima, Bimakini.- Masih ingatkah peristiwa di Kelurahan Melayu Kota Bima baru-baru ini yang menimpa  M Ghifari (20) warga asal Kelurahan Sarae Kota Bima? Ghifari terkena panah di bagian mukanya oleh orang yang tidak dikenal. Saat ini, pria itu masih tertahan di RSU Provinsi NTB,  Mataram lantaran tidak sanggup membayar biaya operasi. Nilainya lumayan banyak, Rp30 juta lebih.

“Sebenarnya kita sudah dibolehkan pulang sejak kemarin. Tapi, tidak diizinkan karena belum melunasi biaya operasi,” tutur Erna Yuliana, istri M Ghifari, yang dihubungi via telepon seluler kemarin ini.

Erna mengaku suaminya telah menjalani operasi pertama, dari dua kali operasi yang direncanakan tim Dokter pada Jum’at (21/7) lalu. Hasilnya baru bisa mengeluarkan anak panah bagian atas permukaan kulit muka.

Namun, kata dia, masih ada sisa anak panah yang tertancap pada bagian dalam. Itu yang akan dioperasi kedua kali nanti. “Dokter jadwalkan setelah sembuh operasi awal, sekitar dua bulan lagi,” ungkapnya. Baca juga: Warga Sarae Dipanah Orang Tidak Dikenal

Erna dan keluarga belum sempat memikirkan operasi lanjutan yang dijadwalkan Dokter tersebut. Mereka masih memikirkan bagaimana melunasi biaya operasi awalnya. “Perawat yang beritahu kita, biaya operasi dan biaya lain totalnya 30 juta lebih,” bebernya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Erna pasrah entah dari mana   akan melunasi biaya itu. Padahal,  untuk kebutuhan sehari-hari saja selama di Rumah Sakit sangat kesulitan. Belum lagi, dari hari ke hari selama masih berada di rumah sakit biaya kian bertambah. “Biaya kita akan makin bertambah kalau biaya itu tidak secepatnya kita lunasi,” keluhnya.

Sebenarnya, Erna menemui jalan buntu sejak dirawat di RSUD Bima. Saat itu,  mengelaim pada  BPJS, namun ditolak lantaran sudah tidak aktif lagi. “Kita punya BPJS yang dari Dinas Sosial itu,” katanya.

Namun, tetap dipaksa untuk dirujuk ke Mataram karena  kondisi suaminya saat itu. “Kita bayar ambulans saja dari Bima ke Mataram 4 juta lebih. Kita di sini (RSU Provinsi NTB) masuk kategori pasien umum,” ujarnya.

Erna dan keluarganya sangat berharap ada orang yang peduli kondisi yang dialami saat ini. “Sebenarnya kita ingin cepat pulang. Tapi apa yang harus kita lakukan sekarang,” katanya  sembari menangis. (BK39)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait