Bima, Bimakini.- Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigjen Drs Firli, MSi, mengatakan ada kekuatiran situasi di Marawi Filipina akan diciptakan di Bima. Kelompok berpemahaman dan beraliran keras tidak boleh ada. Sebab mereka mau membentuk negara dalam negara.
“Kelompok itu tidak boleh ada. Karena mereka ingin mendirikan negara di atas negara,” ujar Kapolda di Woha Kamis (29/06) lalu.
Setelah kabar itu tersampaikan, Kapolda berharap masyarakat tidak saja sadar, tetapi melawan untuk menyempitkan ruang gerak kelompok tersebut. Langkah pencegahan dan penindakan jangan hanya diserahkan kepada Polri saja. “Mari TNI, Polisi, dan rakyat bersatu melawan mereka,” harap Kapolda.
Dikatakannya, penangkapan tiga terduga teroris di Bima sebelumnya oleh Densus 88 punya alasan kuat, yakni untuk menggagalkan upaya penyerangan markas Kepolisian dan personel di Bima. “Jaringan itu mau ngebom Polsek Woha, Mapolres Bima, dan menargetkan anggota Polisi,” jelasnya.
Setelah itu, kata dia, ada pengancaman di Polsek Bolo. Rumah Kapolsek terus didatangi orang yang berbeda setiap tengah malam sebelum mereka tertangkap. Namun, mereka cepat ditangkap sebelum beraksi lagi dan diduga masuk dalam jaringan aliran keras.
“Saya minta Polri dan TNI meningkatkan kesiapsiagaan. Jangan lengah, bina masyarakat untuk ketahanan demi menjaga untuk pencegahan terhadap pengancaman lainnya,” harapnya.
Tetapi, kata Kapolda, hal yang pasti pendekatan penyelesaian konflik itu ada tiga. Antara lain pendekatan keamanan yang dilakukan Polri dan TNI. Adanya kelompok lain yang ingin mendirikan negara dalam negara, merupakan tugas semua pihak menjaga keutuhan dan kedaulatan negara. “Mari lawan siapa saja yang ganggu kedaulatan negara,” katanya. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.