Bima, Bimakini.- Setelah ribuan warga Kecamatan Bolo pawai menyambut 1 Muharam 1439 Hijriyah, mereka langsung mengikuti tablig akbar yang dirangkaikan zikir dan doa. Suasana Paruga Nae pada Kamis (21/09/2017) itu pun ramai.
Saat itu, Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri dan penceramah Ustdaz Dedi Wahyudin, M.Ketrop, menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan momentum 1 Muharram.
Saat itu, Bupati menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa berpartisipasi dalam pawai yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan Bolo dan PHBI. Namun, merespons positif hajatan umat Islam itu.
“Semoga kegiatan ini bisa dilakukan secara rutin, sehingga lapisan semua masyarakat bisa ikut berpartisipasi,” kata Bupati.
Dikatakannya, Bima merupakan salahsatu daerah ancaman darurat Narkoba dan jenisnya. Namun, lantaran demikian tidak boleh malu. Akan tetapi, harus berusaha memerangi bersama.
Diingatkannya, jangan menitikberatkan masalah itu pada Kepolisian, karena merupakan tanggung jawab bersama. “Apapun alasannya, peranserta semua unsur harus ada, termasuk orang tua,” ingatnya.
Dikatakannya, maraknya penyakit sosial akhir-akhir ini karena generasi mengonsumsi barang haram, bahkan pelajar yang masih SD dan SMP terjerumus di dalamnya.
Melalui momentum seperti ini, semua pihak harus membuka mata dan telinga, menyampaikan kepada anak-anak agar bisa menjauhi Narkoba dan jenisnya.
“Intinya agar pemberantasan Narkoba dan jenisnya terwujud, membutuhkan kerjasama kita semua,”ajaknya.
Ustaz Dedi Wahyudin, M.Ketrop, menyampaikan, bertambahnya tahun tentu imbas pada berkurangnya jatah hidup di dunia ini, oleh karena itu tidak boleh menyia-nyiakan hidup yang sementara ini. Katanya, untuk mengisi waktu hidup ini sebenarnya sangat mudah asalkan ada kemauan. Yakni melakukan amalan pendek, singkat, dan bermanfaat bagi semua orang.
“Kita bisa mengisi sisa umur dengan melaksanakan amalan-amalan pendek,” katanya.
Sambungnya, konteks amalan yang pendek itu, bisa saja saling mengingatkan saat berada di lingkungan kehidupan sehari-hari. Pada prinsipnya menyampaikan sesuatu hal yang baik tidak saja di atas mimbar atau majelis tertentu. “Sampaikan ilmu yang bermanfaat di tengah kehidupan bermasyarakat, itu merupakan amalan yang akan menambah pundi pahala walaupun kita sudah meninggal,” ujarnya.
Kalau memiliki sedikit harta agar disumbangkan untuk pembangunan masjid, mushalla atau tempat majelis ilmu lainnya. Hal itu menjadi pengantar menuju surga Allah SWT, asal dilakukan penuh keikhlasan. “Jangan karena tendensi apa-apa. Tapi karena Allah,” ingatnya. (BK36)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.