Kota Bima, Bimakini.- Rupanya ada tujuan lain dibalik kebijakan Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi, SE yang memberlakukan seragam pakaian hitam – putih bagi honorer dan kontrak. Yakni, menghindari fenomena munculnya pegawai siluman.
Serta kata Kepala Bagian Organisasi Setda Kota Bima, Ihya Ghazali, SSos, menghindari adanya penyusupan pegawai. Karena, fenomena yang disebutkannya tersebut belakangan ini kian heboh, terlebih dengan membawa atau mencatut nama Wali Kota.
“Jadi ini untuk menyelamatkan teman-teman honorer dan kontrak. Dan jelas tidak ada maksud diskriminatif atau maksud lainnya,” tukas mantan Kabag Humas tersebut menjawab pro kontra instruksi yang diberlakukan sejak Selasa (8/1) lalu.
Dikatakannya, memang tidak bisa ditafikkannya, pro dan kontra pasca-kebijakan diberlakukan tetap akan terjadi. Terlebih katanya ini aturan lama yang tiba-tiba diberlakukan pihaknya tersendiri.
“Kan supaya bisa dibedakan juga mana yang lama dan yg baru. Mana yang ASN dan non ASN. Jadi bisa ditandai, baik dari kinerja dan ada banyak hal,” tegasnya berkali-kali.
Fenomena lain belakangan ini bebernya, ada banyak pegawai Pemkot Bima yang kerap berkeliaran ditempat umum. Meski dalam jam atau jadwal pekerjaan.
“Nah tapi pas ada pemilihan baju seperti ini bisa ditandai dan kami juga sudah bisa menertibkan itu,” tutur Ghazali.
Berkali-kali ditegaskan Ghazali, dibalik pengaplikasian instruksi seragam hitam putih ini, sama sekali tidak ada niatan untuk mengeneralisir para pegawainya. Namun lebih kepada pertimbangan baik lain mulai dari hal kinerja hingga adanya niatan buruk lain.
“Ya, namanya juga baru perlu penyesuaian. Yang jelas tidak ada maksud diskriminasi dan menciderai kinerja tapi untuk menyelamatkan teman-teman honorer dan kontrak,” tutupnya. (IQO)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.