Pembangunan sarana ibadah.
Dompu, Bimakini. – Terapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 yang ketat, PT Sumbawa Timur Mining (PT STM) mengerjakan tiga proyek untuk warga lokal di Kecamatan Hu’u.
Ketiga proyek itu diantaranya, pembangunan Masjid Baru di Desa Nangadoro, pembangunan kembali Puskesmas Pembantu di Desa Marada dan kelengkapannya, serta pengeboran sumur dalam untuk menyediakan air bersih bagi warga di Desa Nangadoro dan Marada.
Presiden Direktur PT STM, Bede Evans., Kamis (02/09/2021) menyatakan, hal tersebut dilakukan sebagai wujud komitmen PT Sumbawa Timur Mining (PT STM) dalam memberikan perhatian khusus kepada masyarakat lokal Kecamatan Hu’u.
Katanya, komitmen yang diluncurkan tersebut sebagai bagian dari Rencana Induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RIPPM) 2021 – 2025 PT STM di Kecamatan Hu’u yang telah disahkan awal tahun 2021.
Dijelaskanya, RIPPM itu bertujuan untuk memberikan arahan perencanaan dan pelaksanaan proyek pengembangan masyarakat jangka panjang yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan melibatkan anggota masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengidentifikasi, melaksanakan dan mengevaluasi proyek pengembangan masyarakat di masing-masing desa.
“Proyek ini akan selesai pada awal tahun 2022. Ketiga proyek tersebut akan memberi manfaat bagi lebih dari 1.000 penduduk yang tinggal di kedua desa tersebut,” katanya.
Lebih jauh dijelaskanya, RIPPM 2021 – 2025 PT STM juga telah sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengharuskan perusahaan pemegang izin pertambangan untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat sekitar.
Seperti ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
“Sejak tahun 2012, STM telah menginvestasikan sekitar Rp 25 miliar untuk program pengembangan masyarakat. Pada tahun 2020 saja, sekitar Rp 7,2 miliar untuk pelaksanaan program pengembangan masyarakat berupa pengembangan usaha kecil-menengah, pertanian, pendidikan, kesehatan, dan proyek pembangunan desa,” urai Bede Evans.
Menurutnya, meskipun PT STM masih dalam tahap studi kelayakan untuk mengeksplorasi sejauh mana cadangan mineral tembaga proyek Hu’u, namun sangat menghargai dukungan yang ditunjukkan oleh masyarakat kepada PT STM. Sebab beberapa tahun kedepan, STM masih harus melakukan studi kelayakan untuk menentukan apakah tambang tembaga ini layak.
“Untuk itu kami tetap berkomitmen untuk melaksanakan program pengembangan masyarakat di Hu’u sebagai bagian dari pelaksanaan pekerjaan Proyek Hu’u yang berkelanjutan,” tuturnya.
Untuk diketahui, potensi mineral Onto pertama kali diumumkan pada Desember 2019 oleh STM dengan estimasi total sumber daya mineral terindikasi sebesar 0,76 miliar ton (Bt) @0,93% Tembaga dan 0,56 g/t Emas dan total sumber daya tereka sebesar 0,96 Bt @ 0,87% Tembaga dan 0,44 g/t Emas.
Atau setara dengan total 1,7 Bt @0,89% Tembaga dan 0,49 g/t Emas. Selain sumber daya ini, target eksplorasi 0,6-1,7 Bt @0,2-0,7% Tembaga dan 0,1-0,3 g/t Emas telah ditetapkan di sekitar potensi sumber daya Onto.
PT STM akan melanjutkan pengeboran di dalam dan di sekitar sumber daya mineral Onto untuk menentukan margin dan kedalaman mineralisasi.
Karena potensi sumber daya mineral Onto adalah salah satu penemuan paling signifikan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dan akan semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen tembaga terkemuka di dunia.
“Potensi sumber daya mineral Onto, jika direalisasikan, akan memberikan peluang luar biasa untuk pertumbuhan dan pekembangan ekonomi, terutama bagi masyarakat di Dompu dan Bima di Nusa Tenggara Barat,” tutupnya. AZW
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
