Bima, Bimakini.- Sejumlah warga mengeluhkan stok obat vaksin jenis Sinovac habis. Hal ini tentu saja akan berimbas pada upaya percepatan vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan pemerintah.
“Tidak saja berimbas pada capaian target, namun kita yang telah divaksin pertama dengan obat vaksin sinovac tidak mungkin divaksin dengan obat jenis lain,” ujar salah satu guru MTsN 4 Bima, Rusdin, saat diwawancara di RSU Sondosia, Selasa (9/11).
Sambung Rusdin, tanggal 2 Oktober divaksin menggunakan obat vaksin jenis sinovac di depan Bandara Salahudin Bima. Selanjutnya disuruh vaksin kedua tanggal 30 Oktober, pada saat discreening ditunda karena tensi darah tinggi.
“Kemudian tanggal 5 November vaksinasi di MTsN 4 Bima ditunda lagi karena tensi darah masih tinggi. Sehingga saat ini datang ke RSU Sondosia untuk melakukan vaksin tapi obat vaksin sinovac habis,” jelasnya.
Dirinya meminta kepada pemerintah supaya stok obat vaksin sinovac tersedia. Sehingga warga yang sudah vaksin pertama dengan obat yang sama dapat melakukan vaksin kedua.
“Kita harap obat vaksin sinovac tersedia. Supaya kita dapat melakukan vaksin kedua,” pintanya.
Senada dengan Rusdin, Syafrudin warga Desa Leu, belum pernah mengikuti vaksin karena memiliki riwayat penyakit amandel. Saat ini proses penyembuhan dan diberikan obat oleh dokter spesialis penyakit dalam. “Saya ingin vaksin, tapi stok obat habis,” ucapnya.
Dia mengaku ingin vaksin karena akan melakukan perjalanan jauh. Akibat belum ada kartu vaksin perjalanan tertunda. “Saya butuh kartu vaksin karena hendak jalan jauh, tapi obat sudah habis dan tidak melakukan vaksin,” sebutnya.
Direktur RSU Sondosia dan Kepala Puskesmas Bolo belum dapat dikonfirmasi soal kehabisan stok obat vaksin sinovac. Secepatnya akan dihubungi untuk dimintai keterangan. KAR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.