Kota Bima, Bimakini.com.-Berbagai lokasi tanggul longsor di Kelurahan Penanae dan lingkungan Wenggo ditinjau oleh Wakil Wali Kota Bima, H. A. Rahman, SE, Selasa (15/1). Di Penanae, melihat tanggul longsor di RT 01 RW 01 yang pernah dibenahi oleh Pemerintah Kota Bima, namun sisa pelebaran tersebut amblas karena longsor.
Untuk permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Bima mengantisipasi awal dengan pengerukan ulang dan pembuatan tanggul. Peninjauan dilanjutkan menuju lingkungan Wenggo. Jalan menuju Wenggo juga mengalami longsor sepanjang 5 meter, diberikan solusi dengan koordiumnasi antara Dinas Pekerjaan Um dan BPBD.
Begitu pula halnya dengan sungai Wenggo, mengalami longsor tepatnya tanggul di RT 12 RW 06. Permasalahan ini diantisipasi melalui program pengaspalan dalam program Dinas PU untuk diaspal pada setiap tanjakan.
Kasubag Humas dan Pemberitaan Bagian Humas dan Protokol Setda, Ihya Ghazali, S.Sos, menjelaskan dari berbagai aspirasi masyarakat, jalan ekonomi tembus Kabanta untuk menunjang akses hasil pertanian. Selama ini, masyarakat terpaksa lama menyimpan hasil pertanian, karena akses jalan sulit. “Utamanya pada beberapa titik tanjakan dan beberapa deker akan diperbaiki dan diaspal,” katanya.
Selain itu, katanya, menurut aspirasi masyarakat yang diterima, kesulitan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari menjadi salahsatu masalah yang dihadapi. Masyarakat mengharapkan agar pemerintah membantu mengalirkan air dari Kabanta. Banyak pula masyarakat yang kesulitan, karena saat musim tanam begini masyarakat banyak yang bermukim di kebun.
Saat itu, jelasnya, Rahman mengimbau dinas terkait agar meninjau dan mengakomodir aspirasi yang telah disampaikan. “InsyaAllah jalan tanjakan kemungkinan dapat dibantu, sedangkan untuk pipa saluran air untuk distribusi akan diupayakan melalui dana stimulan, bukan berupa uang namun berbentuk material bahan yang dibutuhkan yang kemudian penyelesaian dilaksanakan secara gotong-royong bersama masyarakat,” ujar Wawali dikutip Ihya.
Dikatakannya, Rahman juga meninjau talud di RT 010 RW 05 Rontu yang dikerjakan dari anggaran P2KP 2012 oleh LPM Rontu. Dari hasil keterangan warga, katanya, masyarakat menjadi tidak tenang manakala intensitas hujan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan kondisi rawan banjir. Selain itu, pengerjaan tidak didasari kajian teknis, sehingga dibutuhkan penanganan segera. Setelah ditinjau, kerusakan sepanjang 150 meter dan pengerjaannya baru tuntas sekitar 70 persen.
“Dinas PU melalui Kabid Bina Marga segera tinjau lokasi ini dan kerusakan yang terjadi agar segera dicarikan solusi,” perintah Rahman, masih dikutip Ihya.
Jembatan gantung yang dikerjakan swadaya oleh masyarakat, juga menjadi perhatian Wawali. Jembatan gantung yang merupakan penghubung bagi masyarakat menuju areal persawahan. Lurah diminta lebih proaktif mengusulkan agar pembangunannya segera diprogramkan untuk dibangun menjadi jembatan permanen.
Selain jembatan gantung, sepanjang alur sungai Rontu ada beberapa titik talud yang longsor. Melihat fakta itu, Wawali berjanji akan memerjuangkannya masuk dalam program APBD. “Meskipun mungkin tidak seluruhnya, namun akan diprioritaskan pada titik-titik rawan,” janjinya. (BE.19)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.