Kota Bima, Bimakini.com.- Peristiwa kesurupan masal kembali melanda para pelajar. Rabu (20/2) pagi menimpa belasan siswi SMAN 2 Kota Bima. Satu persatu mereka terkapar dan berteriak histeris ketika dzikir dan doa bersama dihelat di aula sekolah setempat. Akibatnya, kegiatan belajar-mengajar terganggu dan para siswi terpaksa dipulangkan lebih awal.
Kepala SMAN 2, Drs. Syahbuddin, mengaku peritiwa serupa sebenarnya telah belangsung selama dua hari berturut-turut. Hanya saja, pada hari kedua jumlah korban lebih banyak, yakni sekitar 15 siswi setelah sebelumnya 11 orang terkapar. Anehnya lagi, korban semuanya perempuan.
Diceritakannya, kejadian bermula sejak hari minggu lalu siswa bernama Desi kesurupan saat hendak mengikuti kompetisi pencak silat di SMKN 2 Kota Bima. Akibat kejadian itu, Desi batal mengikuti kompetisi tersebut. Nah, pada hari selasa Desi kembali kesurupan di sekolah saat masih jam pelajaran.
Teriakan histeris Desi saat kesurupan, diakuinya, menjadi awal mula jatuhnya korban lainnya. Ketika itu, rekan Desi berusaha membantu, tetapi justru mereka ikut dilanda kesurupan. Kejadian pun meluas pada siswi lain hingga sekitar 11 orang. Hari pertama itu, semua siswa juga dipulangkan lebih awal karena kuatir korban bertambah banyak.
Berlanjut pada hari kedua ini, ceritanya, kesurupan kembali terjadi saat berlangsung dzikir dan doa bersama guru dan siswi di aula sekolah. Korban yang pertama dilanda rata-rata siswi pada hari pertama dan memenggaruhi siswi lain yang berusaha membantu. Anehnya, tidak satu pun guru wanita menjadi korban, padahal ada di lokasi. Begitu pun siswa laki-laki.
Mengenai penyebab kesurupan itu, dia belum bisa berspekulasi karena kejadian tersebut sulit dicerna secara rasional. Apalagi, kesurupan pelajar telah menjadi fenomena bukan hanya sekolah di Bima, tetapi di daerah lainnya.
“Kami menyerahkan hal ini kepada Allah saja yang lebih mengetahuinya,” ujar Syahbuddin di SMAN 2.
Untuk sementara selama dua hari, diakuinya, kegiatan belajar-mengajar terganggu dan semua siswa dipulangkan lebih awal. Ada juga yang datang dijemput oleh para orangtua mereka yang mendengar kabar.
Dia mengharapkan kejadian itu tidak terjadi lagi dihari berikutnya sehingga kegiatan belajar mengajar bisa kembali normal. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.