Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Wasit dan Pemain

Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Barat se-Kabupaten Bima tahun 2013, dilantik  di Paruga Nae Woha, Rabu (21/11) lalu. Mereka diharapkan segera beraksi menyiapkan penyelenggaraan kompetisi politik itu. Tentu saja, independensi dan transparansi mereka sebagai wasit Pemilu dituntut publik. Dua aspek itu menjadi ruh, ditambah integritas pelaksananya.

    Mengiringi prosesi pelantikan itu, ada pernyataan menarik yang disampaikan  Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, kepada anggota PPS dan PPK. Menjadi wasit yang amanah dan tidak terjebak menjadi pemain. Ya, wasit dan pemain adalah dua hal yang berbeda dalam satu atmosfer politik. Wasit adalah pengadil yang diharapkan tindakannya proporsional dan objektif terhadap apapun dan siapapun, sedangkan pemain adalah pihak yang berkompetisi dan bernafsu besar untuk mengungguli.
Atas dasar itu, ketika wasit tergoda menjadi pemain, maka kompetisi pasti tidak karuan. Pasti timbul kegaduhan politik dan tentu saja implikasinya bagi dinamika sosial setempat. Masyarakat sudah merasakan kegaduhan yang tidak produktif. Ongkos sosial yang ditanggung pun sangat besar. Kasus yang terjadi di PPK Woha dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bima hingga menyebabkan sejumlah anggotanya dipecat dan diturunkan jabatannya karena tidak becus bekerja, adalah referensi pahit betapa hubungan antara wasit dan pemain ini perlu direnungi bersama.
Peringatan sekaligus sindiran Bupati itu, seharusnya juga menjadi bahan renungan bagi politisi dan pihak manapun. Termasuk Bupati sendiri. Sebagai politisi yang kini memimpin, harus mampu menjaga pergerakan, setidaknya kader partainya, agar menaati peraturan dan tidak memenggaruhi skuad wasit untuk kepentingan sempit. Agar peringatan itu kian bermakna.
Bupati tepat ketika mengingatkan soal itu. Ketidakpatuhan soal korelasi hubungan antara wasit dan pemain ini akan sangat berbahaya bagi dunia perpolitikan Mbojo. Bisa kian menebalkan persepsi publik bahwa “politik itu kotor”. (*)   

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.
Bagikan berita

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Olahraga & Kesehatan

Bima, Bimakini.-  Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Bima, melakukan pembenahan sepakbola diberbagai lini. Mulai dari pengelompokan kompetisi sepakbola,  training pelatih, hingga...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Maraknya penjual petasan saat  bulan Ramadan   menjadi atensi aparat Kepolisian. Selain meresahkan masyarakat yang sedang beribadah, juga membahayakan. Bagikan berita

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.-  Kontroversi pembagian los pasar Tente semakin meruncing saja. Pembahasan yang berkali-kali dilakukan, belum menemukan titik temu penyelesaian. Aksi demo saling menyuarakan aspirasi...

Peristiwa

Perairan laut selatan, khususnya di Kecamatan Langudu menyimpan daya tarik luar biasa.  Pantai Pusu Desa Pusu, memang sebelumnya cukup terisolir. Menjamah tempat ini, jalurnya...

Opini

 Oleh: Musthofa Umar, S. Ag, M.Pd.I (Tulisan ini disampaikan pada Tausiyah PC PMII Bima di Masjid Al Anshor Penatoi – Kota Bima)  Berdasarkan tinjauan...