Kota Bima, Bimakini.com.- Safariani (25 tahun) tewas setelah terkena peluru di kos temannya, Mande II Kelurahan Mande Kota Bima, Jumat (30/8) siang. Guru honor pada salahsatu Ponpes di Kota Bima ini terkapar setelah peluru menembus dada kiri hingga ke punggung. Diduga peluru berasal dari senjata rakitan. Belum diketahui motif tewasnya, apakah ditembak sengaja atau tidak.
Korban adalah warga RT 17 RW 6 BTN Sarata Kelurahan Paruga. Dia dilarikan temannya ke RSUD Bima sekitar pukul 11.40 WITA.
Informasi yang dihimpun dari saksi di lokasi kejadian, korban datang ke tempat itu sekitar pukul 10.30 WITA. Petuas medis yang menangani tidak dapat menyelamatkan korban, diduga tewas di tempat.
Petugas medis sempat bingung, karena tidak mengetahui identitas korban. Namun, ada dua orang yang membawanya ke RSUD Bima menggunakan sepeda motor. Orang yang membawa tidak langsung pergi, tetapi menunggui korban hingga mendapat tindakan medis.
Kepala UGD Bima, Nuraini, mengaki laki-laki yang membawa korban berpostur tubuh kecil, memiliki tato di tangan. Kepada petugas medis mengaku korban mengalami kecelakaan lalulintas. “Kami langsung memberi tindakan, termasuk memberi oksigen dan pompa jantung, tapi nyawanya tidak tertolong,” katanya di RSUD Bima.
Setelah memastikan korban meninggal, kata dia, pria yang membawanya diminta menyampaikan kabar itu kepada keluarganya. Laki-laki itu pun pergi, namun setelah itu tidak kembali.
Lokasi yang dialami korban di bagian dada kiri, tembus ke belakang. Luka tembus itu belum diketahui penyebabnya. Selain itu, terdapat luka patah tulang, belum diketahui sebabnya.
Ketika tubuh korban dibalik, terdengar suara retakan tulang. Korban pun dibawa ke ruangan Radiologi untuk pemeriksaan, memastikan apa luka yang dialaminya.
Di lokasi kejadian, adik korban, Rizki, siswa SMAN 2 Kota Bima, mengaku kaget mendengar kabar kakaknya tewas tertembak. Saat itu juga ke RSUD Bima melihat kondisi kakaknya yang sudah tidak bernyawa.
Rizki pun ikut mendatangi lokasi kejadian bersama aparat Kepolisian. Dikatakannya, sebelum meninggal, kakaknya membersihkan rumah. Setelah itu pamit kepada orangtuanya ingin melihat mahasiswa yang sedang mengikuti Ospek. “Sempat minta uang lima ribu kepada orangtua,” katanya.
Dalam waktu dekat, kata dia, korban akan ke Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) untuk mengikuti tes CPNSD. Selama ini beraktivitas menjadi tenaga honor di Ponpes NW, sekitar tiga tahun.
Penghuni kos tempat kejadian, Ifandi, mengaku sempat kaget mendengar suara letusan. Seketika keluar dan mendatangi kamar nomor tiga dan menegur penghuni yang ada di dalam. “Saya sempat tanya, ada bunyi apa. Ini pasti senjata api, bukan mercon,” katanya.
Namun, diantara mereka terlihat panik dan ketakutan. Penghuni kos adalah dua pria yang sedang mengikuti ospek di STKIP Bima. Mereka berasal dari Desa Kelampa Kecamatan Woha.
“Saat itu mereka sedang membunyikan musik, namun suara ledakannya cukup besar. Malam sebelum kejadian juga sempat saya tegur, karena membunyikan musik dengan keras,” katanya.
Demikian juga dengan Firdaus, mahasiswa STKIP Bima mengaku kejadian sekitar pukul 10.30 WITA. Dia juga tidak mengenal mahasiswa baru itu, karena baru tinggal dua hari. Selain dua penghuni kos itu, ada juga temannya yang lain datang, termasuk korban.
“Yang bawa ke RSUD Bima temannya sendiri, tapi saya tidak kenal, pake celana pendek,” ujarnya.
Kapolres Bima Kota, AKBP Kumbul KS, S.IK, mengatakan dugaan sementara korban ditembak temannya dengan senjata api rakitan. Diduga korban ditembak dengan tidak sengaja dan saat itu sedang main-main.
Namun, kata Kumbul, kasus ini masih didalami, motifnya seperti apa. Karena dua saksi yang diamankan untuk dimintai keterangan. Belum ada pengakuan siapa pemilik senpi rakitan dan dimana senjata itu sekarang. “Kita melakukan olah TKP dulu,” katanya di lokasi kejadian.
Kapolres mengaku awalnya kaget menerima laporan ada yang tewas tertembak. Informasi awal simpang-siur dan menyebutkan karena peluru nyasar. Apalagi, saat itu anggotanya sedang mengamankan bentrok antara warga Mande dengan mahasiswa. Lokasi kejadian sendiri berada di kos belakang kampus.
“Kami pun dapat laporan setelah korban di rumah sakit,” katanya. (pian)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.