Bima,Bimakini.com.-Warga Desa Maria Kecamatan Wawo memrotes satu paket pengerjaan drainase pada program Pengembangan Infrastruktur Ekonomi Wilayah (PISEW) yang dilakukan oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKD) Oi Woha, desa setempat. Masalahnya, pengerjaan drainase sepanjang 115 meter pada RT 02 itu dimulai dari atas. Padahal, masalah yang dihadapi lokasi itu adalah tidak tersalurnya air saat banjir gunung yang menyebabkan jalan negara tertutup tanah dan bebatuan.
Warga RT 02 Desa Maria, Abdul Kadir, memrotes pengerjaan itu karena sebelumnya beberapa pekerja lebih awal menggali saluran di dekat rumah dan rumah yang lain di dekatnya. Tetapi, ternyata tidak masuk dalam volume pengerjaan itu. Kini ditelantarkan. Jelas ini akan menjadi masalah karena air akan tertampung pada saluran drainase yang tidak dilanjutkan penggaliannya.
Kalau kondisi itu dibiarkan, katanya, maka kondisi saluran air akan menerobos dan merusak jalan beraspal di dekat rumahnya hingga menuju jalan Negara. Sebelum dibuatkan drainase saja, masalah yang dihadapi setiap tahun adalah penyaluran air yang tidak masuk ke saluran utama di Puskesmas Wawo dan jalan Negara.
“Kita berharap ada pengembangan yang dilakukan PISEW atas kesalahan yang dibuat ini. Apalagi, terlihat ada unsur kekeluargaan hingga ditetapkan dari atas ke bawah,” ujarnya di Wawo, Kamis (7/11).
Hal senada dikemukakan warga lain, Ridwan. Dia mengaku, sejak awal memrotes penetapan titik nol pengerjaan itu dari atas, padahan seharusnya yang menjadi kajian adalah kondisi riil drainase di lokasi itu. Seharusnya, Konsultan PISEW, Fasilitator Kecamatan (FK), dan Tenaga Teknis Lapangan (TTL) memikirkan masalah yang kerap terjadi saat musim hujan di lokasi itu, sehingga pengerjaan drainase mulai dari ujung pagar Puskesmas Wawo hingga batas akhir volume proyek itu.
“Kita hanya mengusulkan saja, tetapi penentu semua ditentukan oleh konsultan melalui RAB yang telah ditetapkan. Kita sesalkan masalah itu karena akan menimbulkan masalah bagi yang lain,” katanya saat memantau pengerjaan drainase di sekitar Mangge Kanda Desa Maria, Kamis.
Sumber lain dari unsur Pemuda Desa Maria menyesalkan pemilihan LKD yang mengerjakan paket itu. Apalagi, dinilai dibuat secara dadakan. Banyak LKD yang telah dibentuk sebelumnya, tetapi tidak dimanfaatkan.
“Cara-cara seperti itu terkesan ada permainan dan tidak memerhatikan asas pemerataan,” kata sumber.
Bagaimana reaksi Ketua LKD Oi Woha, Al- Ma’arif? Katanya, pengerjaan itu dilakukan sesuai RAB yang menempatkan titik nol dari atas hingga titik akhir di gang Oi Wau. Penentuan itu semata-mata berdasarkan petunjuk RAB dan bukan karena unsur kekeluargaan.
Hanya saja, katanya, terjadi kekeliruan saat pengerjaan awal penggalian saluran drainase oleh pekerja, tetapi setelah dilihat RAB tidak sampai di depan pagar Puskesmas Wawo.
“Kita mengerjakan ini harus berdasarkan RAB, petunjuk FK dan TTL, bukan karena ada kepentingan keluarga. Mungkin di luar volume yang ada saat ini akan dipikirkan untuk program PISEW selanjutnya,” ujarnya.
Dia membantah tuduhan LKD dadakan, karena sudah lama dibentuk dan melakukan beberapa kegiatan pengerjaan paket PISEW. Saat ini pengurusnya ‘diremajakan’ sebagai upaya regenerasi.
LKD ini diberi kepercayaan berdasarkan SK LKD yang ditandatangani oleh Kepala Desa Maria, Nurdin HM. Saleh dan ditetapkan untuk melaksanakan pengerjaan satu paket PISEW tahun ini. “Artinya, bukan dibuat secara dadakan seperti yang diprotes oknum pemuda Maria itu,” katanya.
Dia berharap pengerjaan drainase ini dapat diselesaikan sesuai rencana. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
