Bima, Bimakini.com.- Dua warga desa bertetangga, Desa Nisa Kecamatan Woha dan Desa Cenggu Kecamatan Belo Kabupaten Bima, kembali bersitegang, Sabtu (21/12) malam. Pemicunya, diduga karena kecelakaan Lalulintas yang melibatkan warga dari desa tersebut.
Informasi yang dihimpun dari sejumlah warga, Sabtu sekitar pukul 19.30 WITA, terdengar tiga kali letusan di areal persawahan di perbatasan dua desa. Warga menduga letusan tersebut merupakan bunyi senjata api (senpi) rakitan.
Informasi lain yang diperoleh, belasan menit setelah kecelakaan lalulintas, tidak jelas dari pihak mana, warga memblokir jalan raya di perbatasan Desa Cenggu dengan Nisa.
Menurut dugaan beberapa warga yang dihubungi melalui telepon seluler, ketegangan antardesa terjadi, setelah Sahrul Masnun, bocah lima tahun warga RT 05 desa Cenggu Kecamatan Belo, ditabrak AR dan AD, warga Nisa. Saat itu kedua pemuda tersebut berboncengan menggunakan sepeda motor dan tiba-tiba menabrak bocah yang saat itu juga mengendarai sepeda.
Salahsatu dari pemuda tersebut kembali desa Nisa dan melaporkan kepada warga bahwa dia dan rekannya dianiaya warga Cenggu, sehingga memantik ketegangan. Namun, ketegangan tidak berlanjut setelah tokoh dari kedua desa sepakat menyerahkan proses hukum kedua pemuda kepada aparat Kepolisian Resort Bima.
Pantauan Bimeks, hingga Sabtu dini hari, bocah Sahrul Masnun, masih dirawat intensif di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Bima. Sejumlah kerabat termasuk orangtua korban tampak shok karena jeritan kesakitan dan luka parah pada bagian kepala bocah tersebut.
Pantauan Bimeks Minggu pagi di perbatasan desa Cenggu dan Nisa, suasana di desa tersebut tampak kondusif. Warga terlihat sibuk dengan aktivitas di sawah dan pasar tradisional Tente. Di luar ruas aspal, pigura perbatasan desa, terlihat batu dan bongkah yang diduga digunakan warga untuk memblokir jalan. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.