Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Meci Angi Mena…

Harmonisasi hubungan antara kelompok warga Keluarahan Dara dan Kelurahan Tanjung Kota Bima dipungkasi melalui acara seremonial di ruas jalan dengan Istana Bima, Rabu siang. Setelah melewati sejumlah tahapan proses islah. Ketegangan yang berbuah pahit ditandai tewasnya seorang warga menjadi episode buruk, kini di ujung lintasan tahun 2015 dicoba diobati.

 

Luka menganga itu diharapkan sembuh dan merapat lagi. Kesadaran soal pentingnya harmoni dan keniscayaan hidup dalam suasana aman, sebagaimana pesan para narasumber, pejabar birokrasi, dan aparat hukum selama ini, diharapkan mengendap dalam sanubari warga. Kita telah jenuh menikmati drama tragis, episode luka, dan mendegar tangis pilu keluarga korban. Kita memerlukan jeda ironi, penawar duka, dan peneguh semangat baru.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

     Semoga saja ikatan emosi yang kembali terajut dalam keeratan silaturahim antara warga Dara dan Tanjung, mampu membingkai mozaik indah kehidupan pada hari-hari mendatang.  Saatnya sejenak menoleh, mengambil udara segar, merangsek meninggalkan kenangan, lalu bersama berteriak “move on” untuk menata hidup yang lebih baik pada masa mendatang.  

Semangat Meci Angi yang digelorakan dalam forum selama ini, kini menunggu aktualisasi dalam sikap keseharian. Kematangan bersikap, kecerdasan merespons, dan mencerna isu seputar konflik, dalam episode baru pascaislah, ditunggu pembuktiannya. Komitmen Meci Angi mesti segera diterjemahkan dalam dataran aksi.

     Seperti harapan dan gugatan Wakil Wali Kota Bima, H A Rahman, kita harus prihatin untuk generasi selanjutnya. Daerah Bima sudah telanjur dicap sebagai daerah penganut faham radikal, pencipta teroris, dan perang kampung. Ulah generasi sekarang yang tidak memikirkan nasib anak cucu  ke depan. Lantas sampai kapankah hukuman sosial ini ditujukan kepada daerah Bima?
      Ya, kondisi tidak kondusif yang seringkali meletup di tengah dinamika sosial ini harus segera diakhiri. Kita mesti segera berubah, bermetamorfosa menuju kematangan sikap, tindakan, respons, dan  semangat baru. Rabu siang itu mesti dijadikan titik berangkat baru menuju cipta kondisi kehidupan yang harmonis dan beradab. Semoga. (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait