Bima, Bimakini.- Apa yang terjadi jika jebolnya Bendungan Sape atau Raba Semen tidak segera diperbaiki? Tentu saja merepotkan. Para petani meradang. Lahan pertanian terancam kering. Beberapa wilayah pertanian pada sejumlah desa di Kecamatan Sape terancam gagal panen. Antara lain Raioi, Nae, Naru Barat, Naru, dan Rasabou.
Seperti apa gambarannya? Menurut Kepala Desa (Kades) Rasabou, Arifin H Yusuf, jika bendungan itu tidak segera diperbaiki maka dampaknya akan sangat luas dan menyengsarakan masyarakat petani. Berdasarkan perhitungan, luas cakupan Bendungan Sape sekitar 90 hektare (Ha). Rinciannya 38 hingga 40 Ha di So Ompu Umi dan 47 hingga 50 Ha di So Fo’o Panca (So Dadi).
Ditambah lagi jebolnya Dam Rababou pada Jumat (23/12/2016) lalu, yang daya cakupannya dapat mengairi sawah sekitar 113 Ha. “Atau sekitar 203 Ha areal kawasan Desa Rasabou terancam gagal panen,” gambarnya.
Oleh karena itu, Arifin mengharapkan Pemerintah Daerah segera membenahinya dan mengambil langkah-langkah lain yang diperlukan. “Untuk ke depan pemerintah perlu pengadan sumur bor bertenaga surya. Itulah langkah alternatif yang dapat kami usulkan,” katanya melalui akun Facebook-nya,
Rupanya, kata dia, masyarakat petani di Sape tidak larut dalam kegundahan. Mereka bergotong-royong. Minggu (29/01/2017) Camat Sape, Kamarudin, SSos, beserta jajarannya, masyarakat, dan melibatkan sejumlah Kades bergotong-royong membenahi sayap kanan bendungan yang jebol. Kades yang terlibat antara lain Rasabou, Penjabat Kades Parangina, Hafid, SSos, Kades Naru, Ilham, Kades Raioi Abdul Muis, Kades Nae Tamrin, Kades Sangia, Zaidun, Kades Naru Barat, Anwar, dan Kades Oi Maci, Drs Syafrudin.
Arifin menyatakan, jebolnya sayap Utara itu hampir saja mengancam gagal panen pada beberapa desa di Sape . Atas nama Pemerintah Desa dan mewakili seluruh masyarakat tani, Arifin mengucapkan terimakasih dan penghargaan tinggi kepada Camat Sape, Sekcam Sape. “Khususnya Bupati Bima melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang sigap merespons penanggulangan bencana banjir ini,” katanya.
Kebersamaan yang dilakukan oleh aparat pemerintah dan masyarakat petani di wilayah Na’e. Parangina, Raioi, Naru Barat, Rasabou, Oi Maci, dan Naru itu diapresiasi oleh warga setempat. Seperti disampaikan Arif Budiman.
Katanya, suasana gotong-royong yang ditunjukan pada Minggu merupakan kebersamaan yang luar biasa. Tidak ada pekerjaan berat jika kompak dan dilakukan dalam semangat kebersamaan. Seperti kata pepatah, sehari selembar benang, lama-lama menjadi sehelai kain. “Artinya pekerjaan yang sangat berat, apabila dikerjakan penuh kesabaran dan kerjasama maka akan terasa ringan dan membuahkan hasil,” katanya.
Diakuinya, semua itu berkat semangat dan kerja keras Camat, Sekcam, dibantu beberapa Kades. “Mari membangun Sape menuju kebangkitan,” ajaknya.
Sebelumnya, Sabtu (28/01/2017) peralatan berat didatangkan ke lokasi. Atau tiga hari pascabanjir Sape yang menyebabkan jebolnya sayap Utara Raba Semen yang memunculkan aliran “sungai baru”. Perubahan arah air itu yang menyebabkan air tidak mampu melewati pintu Raba Semen. (BK22)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.