Kota Bima, Bimakini.- Tim Pascasarjana UGM Program Studi Magister Teknik Pengelolaan Bencana Alam (MTPBA) bertandang ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bima, Jumat (3/2/2017). Tim beranggotakan ahli hidrologi dan ahli hidrolika, yakni Prof. Dr. Ir. Joko Sujono, Prof. Dr. Ir. Rahmad Jayadi, Prof. Dr. Ir. Istiarto, dan Prof. Dr. Ir. Adam Pamuji.
PLT. Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Bima, Syahrial Nuryadin, S.IP, MM mengatakan kedatangan Tim dari Pascasarjana UGM ini dalam rangka sharing ilmu penanganan banjir. Mereka diterima di ruangan Wakil Walikota Bima oleh Plt. Sekretaris Daerah Kota Bima Drs. Mukhtar, MH, didampingi oleh Asisten II Setda Kota Bima Dr. Ir. H. Syamsudin, M.Si, Kepala Bappeda Kota Bima Abdurrahman Iba dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Bima H. Syarafudin.
Dikatakannya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dengan tangan terbuka menerima kedatangan Tim dari UGM. Saat ini Kota Bima tengah berbenah dan melakukan berbagai upaya dalam rangka pengurangan risiko bencana banjir.
Asisten II Setda Kota Bima Dr. Ir. H. Syamsudin, M.Si, pada pertemuan itu mengharapkan Tim dari UGM dapat melakukan transfer ilmu terutama mengenai early warning system. Agar dapat dengan tepat mendeteksi dini hal-hal yang berkaitan dengan bencana banjir.
Paslanya, early warning system ini akan sangat membantu masyarakat untuk mengakses informasi mengenai bencana banjir lebih cepat, sehingga dapat segera dilakukan upaya evakuasi. “Saat ini Pemerintah Kota Bima tengah melakukan beberapa upaya diantaranya normalisasi drainase dan normalisasi sungai”, jelas Asisten II saat itu.
PLT BPBD Kota Bima, H. Syarafudin menambahkan, saat ini Pemerintah Kota Bima juga telah melakukan kerjasama dengan BMKG untuk mengetahui prakiraan cuaca dan pertumbuhan awan setiap harinya. Informasi ini kemudian diteruskan melalui mobile phone dengan aplikasi whatsapp dan diteruskan kepada TSBK di masing-masing kelurahan. Ini menjadi salah satu cara deteksi dini yang saat ini digunakan.
Prof. Dr. Joko Sujono menyampaikan bahwa dalam mengatasi masalah banjir diperlukan model pengendalian banjir secara terpadu dan komprehensif dengan mengacu pada upaya pembangunan nonstruktur yang melibatkan seluruh stakeholder.
Diusulkannya agar melibatkan semua pihak untuk bersama-sama melaksanakan sistem pengendalian banjir dengan mendorong pembangunan nonstruktur, diantaranya pengelolaan dataran banjir. Melakukan prakiraan banjir dan peringatan dini, penanggulangan banjir, relokasi permukiman. Serta perbaikan tata ruang dan penghijauan, reboisasi DAS, penetapan sempadan sungai, penyampaian informasi publik serta menguatkan manajemen sampah. (BK25)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.