Bima, Bimakini.- Berlarutnya persoalan konflik sosial melibatkan kelompok warga Desa Risa dan Dadibou, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, karena masih lemahnya penegakan hukum. Akibatnya, masyarakat menjadi korban dirinya sendiri.
Ketua STKIP Taman Siswa, Dr Ibnu Khaldun, MSi mengatakan, lemahnya penegakan hukum berdampak pada konflik berkepanjangan. Kasus perkelahian antarkampung persoalannya kompleks.
“Sebenarnya soal penegakan hukum, harus ditegakkan sesuai dengan pemanfaatannya, kalau dibiarian kendor, maka sangat mudah masyarakat memanfaatkan kesempatan itu,” ujarnya, Senin (6/3/2017).
Kenyataan ini, kata dia, menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi semua pihak, baik pemerintah, aparat, maupun elemen lainnya. “Inilah pekerjaan rumah yang berat, sering muncul di tengah masyarakat,” katanya.
Bahkan, kata dia, karena persoalan sepele dan melibatkan sebagian kecil orang, akhirnya berdampak luas. Contohnya, dugaan penembakan warga Risa tahun lalu oleh oknum aparat, hingga kini belum jelas.
“Sampai saat ini tidak diproses, sehingga masalah berawal disitu,” ujarnya.
Kesadaran hukum inilah, kata dia, yang masih rendah. Jika kesadaran hukum relatif baik, maka tidak akan terjadi persoalan berulang seperti ini. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.