Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Cerita Dibalik Kematian Radiatul Jannah: Secepatnya akan Pulang Pakai Pesawat…

Foto Nasir: Nujlah, ibu kandung Radiatul Jannah, sebelum proses penguburan anaknya Jumat sore.

Bima, Bimakini.- Rahasia kematian hanya Allah yang mengetahuinya. Siapapun tidak mampu memrediksi kapan dan di bumi mana  akan wafat.  Namun, tanda-tanda kematian ada yang memahami,   ada pula yang tidak tahu samasekali.

Seperti isyarat yang disampaikan Radiatul Jannah alias Dhian Dirja, mahasiwa Universitas Negeri Makassar (UNM),  asal Desa Maria Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, yang tewas  dalam peristiwa kecelakaan lalulintas di Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan, Kamis (11/5/2017) lalu sekitar pukul 06.00 WITA.

Sebelumnya, dia berbicara kepada Nujlah, ibunya, Mihraj bibinya, dan Nur, sepupunya. Namun, dianggap candaan biasa, tanpa ada pertanyaan njlimet. Namun, sesungguhnya isyarat itu adalah kata-kata akhir untuk dikenang bagi keluarga yang ditinggalkan.

Dalam sebulan terakhir, almarhumah sering kangen-kangenan dengan ibunya di Kabupaten Bima melalui  telepon seluler. Demikian juga dengan bibinya yang tinggal di Mataram. Namun, setelah almahum telah tiada semua ungkapan anaknya adalah pertanda kematian yang kian dekat yang akan menemui anaknya.

Apa isi pesan yang disampaikan Radiatul Jannah?  Katanya, dalam waktu dekat akan pulang menggunakan pesawat terbang. Namun, saat itu ibunya meminta agar anaknya mem-booking dahulu pesawat agar harganya lebih murah. Tetapi, dicandai anaknya  agar sang Bunda kaget. Baca juga: Kecelakaan di Soppeng, Radiatul Dimakamkan di Wawo

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Saya ingin pulang, kangen sama ibu dan ayah,” ucapnya dikutip ibunya di Kecamatan Wawo, Jumat (12/05/2017) sore.

Mengingat ucapan itu, Nujlah tidak kuasa menahan pilu. Jilbab yang dipakainya selalu menutupi wajahnya yang  sembab dalam deraian air mata. Ibu tiga anak ini tidak mampu mengucapkan banyak  kata-kata. Sesekali mengucapkan Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun…

Lain hanya dengan Party, temannya yang berdekatan kos dengan almarhumah di Makassar.  Saat itu, kata, Radiatul meminta kepada temannya agar mengambilkan baju dan perlengkapan lainnya di lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Foto Nasir: Suasana saat jenazah Radiatul akan diturunkan dari rumah duka.

Semua ucapan almarhumah penuh misteri. Tetapi, dia mengaku belum sempat menanyakan mengapa semua itu diberitahu. Padahal, dia dalam kondisi sehat-walafiat. Namun, malam itu rupanya pertanda semakin dekat dengan panggilan Ilahi.

Terakhir kalinya, almarhumah sempat meminta uang Rp100.000 kepada Mihraj, bibinya. Padahal, selama ini belum pernah meminta sesuatu kepadanya. Jika ingin mengirimkan uang, almarhumah selalu menolak dan menyebut uangnya masih cukup.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Diakui Mihraj, almarhumah sering menelepon hanya ingin mendengar suaranya dan kadang bicara cukup lama. Rabu malam lalu, sebelum meninggal ada pesan terakhir yang ingin disampaikan lewat Facebook anaknya, tetapi Ponsel Nur, anaknya, belum terisi paket pulsa internet. Imbasnya, pembicaraan rahasia yang ingin disampaikan tidak terjadi. Ternyata, Kamis pagi Radiatul telah dipanggil menghadap Ilahi.

“Selamat jalan nanda semoga Ilahi memberikan telah yang terbaik di sisi-Nya,” katanya. (BK23)

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.
Bagikan berita

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait