Bima, Bimakini.- Suasana tempat parkir di areal Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan (Disdukcapil) Kabupaten Bima mendadak ramai, Selasa (17/7) sekitar pukul 09.10 Wita. Pasalnya petugas yang hendak meminta sewa parkir, tiba-tiba dipukul Oknum TNI berpakaian preman.
Penjual kopi di depan areal parkir, Taho membenarkan adanya aksi pemukulan itu. saat Itu petugas parkir meminta uang, namun tiba-tiba lehernya dicekik oleh pengendara yang mau keluar dari areal parkir itu.
Tidak hanya dicekik lehernya, kata Tago, tapi dipukul berkali-kali. Tidak terima temannya dipukul, petugas parkir lainnya melarai.
“Bahkan rekan petugas parkir lainnya mau dipukul karena dikira ikut mengeroyok,” ungkap Tago.
Lanjut dia, ada juga anggota Babinkantibmas Desa Penapali, ikut melarai. Setelah saling pukul, oknum itu mengaku anggota TNI.
“Setelah saling pukul, pengunjung yang mengaku dari anggota TNI menolak menyesaikan persoalan itu di Ruangan Kadis, tapi dia justru melapor ke Polsek Woha,” kata Tago.
Sementara korban pemukulan, Irwan, mengaku saat itu meminta uang parkir. Tetapi tidak diberi, alasannya karrena tidak mengatur sepeda motor.
“Saya menerima kalau tidak dibayar atau bilang kalembo ade, tapi saya langsung di cekik dan di pukul,” ungkapnya di Kantor Polsek Woha.
Padahal, kata dia, saat itu sudah menyampaikan permohonan maaf. Tetapi bogem tetap melayang.
“Jangankan aparat, masyarakat biasa saja kami memeklumi kalau sudah bilang lembo ade tidak bisa bayar parkir. Tapi bukan begini caranya, kalau di serang saya juga harus melindungi diri saya,” kata dia.
Sementara itu Waka Polsek IPDA Muhtar yang menangani masalah itu, membenarkan laporan kejadian itu. Ada lima petugas parkir dibawa di Polsek untuk menyelesaikan masalah dengan oknum yang mengaku anggota TNI.
“Kami sedang mengupayakan untuk membicarakan secara kekeluargaan, tapi oknum mengaku TNI memaksa mau visum, untuk identitasnya maupun kartu keanggota belum kami peroleh dari bersangkutan,” terang dia. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.