Mataram, Bimakini.- Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah M.Pd, melakukan pemantauan langsung harga kebutuhan pokok di pasar Kebon Roek dan Pasar Mandalika, Mataram, Kamis (9/5/2019).
Didampingi Kadis Perdagangan NTB, Hj. Sally Andayani, perwakilan Badan POM, perwakilan BI dan Kepala OPD Provinsi NTB terkait serta satgas pangan Polda NTB, Wagub blusukan di pasar untuk bertemu langsung dengan para pedagang. Pantauan ini dilakukan untuk memastikan harga-harga di pasaran tetap stabil di bulan Ramadhan.
Seperti diketahui, di bulan Ramadan hingga menjelang hari raya Idul Fitri, biasanya ada kenaikan harga kebutuhan pokok. Hal ini terjadi karena meningkatnya permintaan masyarakat. “Alhamdulilllah, hasilnya cukup menggembirakan dari sisi harga. Bawang putih yang kita khawatirkan di angka 60 hingga 70 ribu rupiah, sekarang ada di kisaran 40 ribu rupiah. Kemudian bawang merah juga stabil, malah tadi kita lihat ada yang 13 ribu,” jelas Wagub.
Wagub mengungkapkan masalah daging juga menjadi fokus pada kunjungan kali ini. Wagub mengindikasikan ada pengemasan daging impor dicampur dengan daging lokal. Itu yg kita khawatirkan.
“Untuk itu kita berkunjung ke sini, ke distributor daging milik CV. 88 di Turida. Idealnya, daging impor itu sampai ke tangan konsumen dalam kondisi beku. Sedangkan tadi kita temui di pasar, ada yang dijual dalam kondisi yang sama dengan daging lokal. Artinya, sudah cair,” terang Wagub.
“Jika dagingnya sudah lama kan berbahaya. Kami juga sudah minta ke distributor daging untuk menjual harus disiapkan juga coolbox. Nantikan akan terus di pantau oleh Bu Sally dari Dinas Perdagangan,” tambahnya.
Lebih jauh Wagub mengungkapkan, harga daging lokal dan impor yang ia temui perbedaannya cukup jauh dan kebanyakan masyarakat tidak bisa membedakan. “Daging lokal dikisaran harga 135 ribu, sedangkan daging impor di 80 ribuan. Jangan sampai masyarakat tidak tahu,” tegasnya.
Wagub berharap para penjual jangan sampai merugikan pembeli dan masyarakat NTB.
“Mudah-mudahan dengan kita turun ke pasar, para pedagang di pasar bisa menjual daging sesuai dengan harganya. Kita tidak ingin para penjual menyamakan harganya dengan daging lokal. Masyarakat jangan sampai dirugikan. Karena kita ingin menyelamatkan perekonomian juga,” tutupnya. PUR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.