Kota Bima, Bimakini.- Akademisi STISIP Mbojo-Bima Bima, M Sauki dan M Hidayah menilai perencanaan pengembangan kawasan wisata pantai Lawata oleh Pemkot Bima Serampangan. Jauh dari outcam yang diharapkan.
Apalagi, pemenuhan kebutuhan air untuk kolam renang tidak jelas. Alangkah baiknya mengurus dulu kebutuhan air bersih rakyat yang sudah menjadi masalah menahun.
M Sauki, mengatakan, pembangunan kolam hingga saat ini tidak bisa digunakan karena persoalan air. Juga membeli jetski dengan tidak memikirkan kemampuan ekonomi masyarakat.
Sauki mengatakan, berbagai agenda dan rencana pembangunan di kota Bima saat ini memang bermasalah pada perencanaan. Pemerintah daerah dinilai hanya fokus pada output terlaksananya program, tidak sampai pada outcam atau kebermanfaatan sebuah program.
Sebut saja, kata dia, pekerjaan kolam di lokasi Lawata. “Kita tahu lokasi tersebut masuk dalam wilayah kelurahan dara dan pada saat yg bersamaan kelurahan tersebut kekurangan air bersih. Semestinya pemerintah menyelesikan dulu persoalan kekurangan air bersih di masyarakat, dari pada di isi di kolam Lawata,” ujarnya.
Termasuk, kata dia, penggunaan anggaran untuk berbagai program di Lawata. “Menurut saya pemborosan anggaran daerah. Jet sky yang diharapkan bisa menambah sumber PAD, itu jauh dari ekspetasi. Karena tidak berbanding lurus dengan kondisi ekonomi masyarakat Bima dengan daya beli yang rendah,” ungkap lulusan UGM.
Namun akademisi STISIP Bima lainnya, M Hidayat, mengatakan, belum tersedianya sumber air untuk kolam renang Lawata tidak serta-merta menandakan bahwa proyek itu gagal.
Pengembangan pantai Lawata oleh Pemkot Bima harus diapresiasi sebagai benih perubahan untuk memoles pantai tsb tersebut sebagai destinasi wisata menarik. Selama ini terkesan kumuh dan kurang nyaman untuk dikunjungi.
Hanya saja, kata dia, persoalan sumber air untuk kolam renang dan fasilitas lainnya di pantai Lawata harus disediakan terlebih dahulu sebelum tahapan pengembangan lainnya rampung.
Oleh karena itu, kata dia, wajar saja jika sejumlah pihak menilai perencanaannya kurang matang. Karena ketiadaan sumber air dan pemkot berjanji akan mengusahakannya.
Agar tidak dinilai serampangan, kata dia, dalam bertindak, Pemkot Bima harus menyusun perencanaan yang komprehensif dan matan. Termasuk dlm pengembangan pantai lawata. (DED)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.