Bima, Bimakini.- Perbedaan pilihan politik hingga merusak hubungan silaturahmi bahkan persaudaraan, kadang terjadi saban daerah. Pun terjadi di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Hanya saja, masyarakat di sana kini sudah menyatu dengan program Kampung Berwarna.
Jika sebelumnya masyarakat terkotak-kotak karena perbedaan pilihan politik kala Pemilik Kepala Desa (Pilkades) dan pesta demokrasi lainnya, kini masyarakat disatukan dalam ajang mempercantik wilayahnya masing-masing dengan kreasi yang luar biasa.
“Alhamdulillah masyarakat saya sekarang sedikit demi sedikit sudah mulai melupakan yang namanya perbedaan politik itu. Kini bersatu dengan mewarnai rumah, pagar dan halamannya masing-masing dengan indah,” ujar Kepala Desa Nanga Wera, Umar SH kepada media ini Senin (24/8).
Kini setelah masyarakat nya bersatu, kampung yang dulu dikenal kumuh tersebut, berubah menjadi desa yang cantik dengan ragam warna yang mentereng hingga suasana menjadi cantik serta indah dipandang mata.
Yang lebih menjadi kebanggaan Umar juga, masyarakat nya juga ternyata cukup kreatif. Dimana sampah seperti plastik dan botol yang sebelumnya berserakan dimana-mana, kini disulap warganya menjadi barang berharga dan cantik yang indah dipandang mata.
“Jadi efek dominonya luar biasa. Jika dulu kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan lainnya acuh, kini mereka malah peduli sekali. Rajin!,” terang pria yang sebelumnya aktif di NGO tersebut.
Warga dari ketujuh dusun yang tersebar di Desa yang berada di perbatasan dengan Kecamatan Ambalawi tersebut, kini katanya lebih peduli terhadap wilayahnya masing-masing. Juga sadar akan bahaya pandemi Covid_19 yang kini tengah melanda dunia, dengan menyiapkan cuci tangan dan hand sanitizer ketika memasuki rumah dan perkampungan.
“Padahal hanya sedikit dana bantuan dari Pemdes sendiri. Yang lebih banyak swadaya masyarakat sendiri hingga kampung kita sekarang jadi berwarna indah. Terimakasih,” ucap salah satu warga, Firdaus.
Pria yang telah menempuh pendidikan S2 itu berharap, program seperti ini terus digaungkan saban tahun nya oleh Pemdes, agar Nanga Wera kian cantik dan mentereng. Terlebih dibalik program ini dapat menyatukan warga sekitar yang sebelumnya terpisah dengan pilihan politiknya.
“Juga yang terpenting, kesadaran masyarakat tetap terjaga dan mau berubah nyaris 100 persen Mas. Dari sebelumnya ibu-ibu disini yang jarang nyapu halaman, sekarang jadi rajin sekali,” tukas warga lainnya, Topan.
Sementara itu Ketua Karang Taruna, Joko Harianto yang juga memprakarsai program warna dan mempercantik kampung tersebut mengaku, awalnya pesimis dengan program tersebut. Karena diakuinya, menyatukan masyarakat cukup pekik terlebih dengan pandangan dan pilihan politik yang berbeda.
“Tapi ternyata Alhamdulillah bisa bersatu dan masyarakat semua antusias sekali. Mulai dari yang berada hingga yang hidupnya sendiri seperti tuna netra dan lainnya mau bersatu dalam mempercantik desa mereka,” ujarnya dengan nada riang.
Program ini juga katanya menjadi sejarah baru bagi warga Desa Nanga Wera, yang selama ini dikenal kumuh menjadi kampung berwarna nun meriah serta indah dipandang mata.
“Selain kampung jadi indah, peredaran sampah jadi berkurang dan kesadaran masyarakat terus meningkat,” pungkasnya. (BE09)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.