Kota Bima, Bimakini.com.- Perseroan Terbatas Pertamina Bima Persero berupaya memberdayakan masyarakat, khususnya kelompok perempuan. Setelah sebelumnya para ibu dilatih mengolah buah kawi atau kinca, kini ‘menyulap’ labu yang selama ini hanya jadi sayuran.
Rupanya, labu dengan kandungan vitamin A, dapat diolah menjadi sirup, selai, dodol, dan saos sambal. Pelatihan peningkatan ekonomi masyarakat Rabu (29/5) itu bekerja sama dengan PT Ikisang Gayuh Wicaksana dan diikuti 170 peserta.
Nuryani, peserta pelatihan, bersemangat mengikuti kegiatan tersebut. Sudah tiga hari ilmu yang diberikan diserapnya, mengolah bahan yang selama ini tidak maksimal termanfaatkan. “Selama ini labu kami hanya jadikan sebagai sayuran atau direbus biasa dan dimakan,” katanya di halaman Pertamina Bima.
Namun, rupanya Nuryani kaget labu dapat bernilai ekonomis tinggi. Dapat dijadikan saos sambal, selai, dan lainnya. Ilmu ini akan menjadi bekal bagi ibu-ibu menjadikannya sebagai sumber ekonomi keluarga. “Ini bisa menjadi sumber pendapatan bagi ibu-ibu, mengolahnya pun tidak sulit,” ujarnya.
Pelatih pengolahan labu, Siti Aminah, S.TP, M.Si, mengatakan labu bisa menjadi beragam olahan, seperti menjadi saos sambal dan kandungan vitamin A-nya tinggi. “Kalau bahan saos dari tomat, tinggi vitamin C-nya,” ujarnya.
Rasa saos yang dihasilkan, kata dia, tidak berbeda dengan bahan lainnya, seperti tomat, ubi jalar, singkong, pisang, dan lainnya. Semua bergantung bumbu yang digunakan.
PJS Koordinator SME & SR Patnership Program Region Jatim–Balinus, Prawito, mengatakan pelatihan ini merupakan salah satu program kegiatan Small Medium Enterprise and Sosial Responsibility (SME&SR) Partnership Program atau lebih dikenal dengan program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL). Diharapkan kegiatan ini dapat mencerahkan masyarakat, sehingga berdampak pada kesejahteraan “Kami ingin memberikan manfaat bagi masyarakat Bima, khusunya mengolah Labu menjadi sirup, dodol, saos, dan selai” katanya.
Dia mengharapkan, kegiatan ini bisa menjadi salahsatu modal dalam meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat. Bahan labu juga diharapkan bisa menjadi penganan dan minuman khas Bima. “Harapan kami, kegiatan ini memberi manfaat bagi yang mendapatkan pelatihan,” katanya.
Dr. Agus Siswanto juga memberi motivasi usaha kepada eserta. Bagaimana menangkap peluang usaha agar meningkatkan kesejahteraan. “Dari 10 pintu rejeki itu, sembilan jalan adalah melalui usaha,” katanya. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.