Kota Bima, bimakini.com.- Hampir semua perbankan yang membuka atau hendak melebarkan sayapnya di Bima. Satu yang menjadi keluhan bersama adalah, sulitnya menjadi sumber daya manusia (SDM) Bima yang mengisi pos di bank.
Kenyataan itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB, M Junaifin, saat acara Silaturrrahmi Pengurus Pusat dan Wilayah NTB, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), di masjid Baitul Hamid Penaraga, Jumat (27/4).
Untuk itu dihrapkannya, agar masyarakat di Bima dapat menyiapkan SDM yang mengisi posisi jabatan di bank. Jangan sampai semua posisi diisi dari luar daerah, karena tidak siapnya SDM. “Mari bapak – ibu untuk menyiapkan anaknya, mengisi jabatan di bank,” ajaknya.
Diapahami, jika masyarakat di Bima lebih dominan ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Namun dipastikannya, bekerja di perbankan lebih menjanjikan.
Semua bank yang mau membuka cabang atau perwakilan di NTB, kata dia, pastilah melalui BI NTB di Mataram. BI akan melihat dimana bank itu akan membuka kantor dan siapa saja pengelolanya. Besarnya keinginan bank buka di Bima, mestinya diimbangi dengan ketersediaan SDM.
Dia juga meminta pemerntah daerah atau lembaga pendidikan untuk dapat menyiapkan SDM yang mengisi posisi di bank. Agar jangan lagi SDM yang ada diluar harus mengisi posisi jabatan yang tidak dimanfaatkan orang Bima.
Drs H Lalau Mujtahid, pendiri perbankan syariah pertama di NTB, mengatakan jika melihat perkembangan perbankan syariah, Indonesia berada diurutan empat dunia. Ditargetkan empat tahun mendatang, Indonesia berada diurutan pertama, melihat jumlah penduduk negeri ini muslimnya terbesar di dunia.
“Empat tahun mendatang, bank syariah di Indonesia membutuhkan sekitar 900.000 tenaga kerja,” ungkap mantan Bupati Lombok Barat ini.
Memenuhi kebutuhan tenaga bank syariah di NTB, kata dia, mendorong perguruan tinggi untuk membuka program studi ekonomi Islam. SDM yang dihassilkan, bukan saja yang Islami, namun juga profesional.
Akibat kurangnya SDM diperoleh per-bankan, kadang muncul praktik menarik pegawai bank lain dan diimingi dengan gaji tinggi. diharapkannya praktik ini tidak terjadi dengan cukupnya SDM.
“Saya juga dengan kalau pegawai di Pemkab dan Pemkot Bima, dipenuhi oleh tenaga honorer,” ujarnya.
Asisten III, Setda Kota Bima, H Syahrullah, SH, MH, mengatakan masalah SDM ini juga telah menjadi perhatian Wali Kota Bima, HM Qurais H Abidin. Bahkan ketika penerimaan tenaga akuntansi, belum memuaskan dari sisi profesionalisme.(BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
