Connect with us

Ketik yang Anda cari

Berita

Badai Digital Hantam Harian BiMEKS

Harian BimaEkspres (BiMEKS)

SEPERTI biasa, pagi ini saya membaca Harian  BimaEkspres (BiMEKS) yang terbit pada Senin, 10 Februari 2020. Sehari setelah perayaan Hari Pers Nasional (HPN). Mengagetkan saya, ada pengumuman redaksi bahwa mereka dengan sangat terpaksa akan terbit hanya tiga kali sepekan. Tidak terbit harian lagi dengan berbagai pertimbangan yang memaksa. Berikut Catatan Khas saya, Khairudin M. Ali terkait hal ini.

Harian BiMEKS pada 2020 ini, memasuki usianya yang 20. Pada tahun lalu, kawan-kawan redaksi merayakan angka cantik 19-19-19. Angka ini adalah 19 tahun Harian BiMEKS yang terbit tanggal 19 Juni, pada tahun 2019. Mereka merayakan secara sederhana di Bukit Jatiwangi, sekalian merayakan HUT perkawinan ke 27 saya dengan istri. Tanggalnya memang sama. Karena saya dan istri saya, Ramlah sebagai pendiri, sengaja memilih tanggal itu untuk dimulainya edisi perdana Harian BiMEKS. Edisi perdana terbit di Rabadompu, di rumah keluarga Imran Rasyidi, orang pertama yang bergabung dengan saya membangun Harian BiMEKS.

Bagi saya, sebagai pendiri sekaligus pemilik koran harian pertama di Bima dan Dompu ini, ini sungguh capaian yang tidak mudah. Mengingat banyak media lain yang telah lebih dahulu tidak terbit dengan berbagai alasan. Usia ke 20 adalah anugerah yang tak ternilai. Banyak capaian gemilang telah ditoreh. Sejumlah penghargaan lokal, regional, maupun nasional telah kami dapatkan. Ini adalah pengakuan yang memberikan motivasi. Kami pun telah bersama dan turut memberi warna bagi Bima dan Dompu dalam 20 tahun terakhir ini.

Saya sendiri sangat konsisten membangun media di daerah ini. Dengan segala keterbatasannya, Harian BiMEKS telah melahirkan sejumlah media baru. Pada 2003, Bima TV lahir dengan badan hukum PT Citranuansa Bima Televisi. Kemudian pada 2006 lahir Bima FM dengan badan hukum PT Radio Suara Bima Perdana, dan disusul Radio Citra pada 2009 dengan badan hukum PT Radio Swaracitra Bimalestari Utama. Pada tahun 2010, mulai dirintis media daring Bimakini.com. Sempat mendirikan Tambora TV di Dompu, tetapi tidak bisa melanjutkan proses setelah pemerintah pusat mengeluarkan moratorium perizinan lembaga penyiaran televisi swasta. Tambora TV sempat mengudara lebih setahun hanya mengandalkan Rekomendasi Kelayakan (RK) yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) NTB.

Syukuran HUT cantik 19-19-19 Harian BiMEKS. Dari kiri Pemimpin Perusahaan Nurdinah, Pemimpin Redaksi Sofiyan Asy`ari (tengah), dan HM Nasir Ali, Redpel.

Harapan besar saya, adalah ingin menghadirkan kelompok media yang besar di Bima. Supaya bisa menampung banyak orang di tengah terbatasnya lapangan kerja di daerah ini. Tetapi tidak semua cita-cita bisa dicapai dengan mudah. Butuh perjuangan dan konsisten. Apalagi bisnis media di daerah sangat dipengaruhi oleh situasi politik lokal. Saya yang tidak ingin menceburkan diri dalam politik praktis, menjadikan posisi bisnis media semakin tidak mudah. Saya malah memilih menjadi Pengawas Pemilu, yang saya anggap sejalan dengan visi media dan jiwa media.

Seiring perkembangan zaman, semua pengelola media kaget dengan era digital saat ini. Dunia sudah dalam genggaman seperti slogan PT Telkom Indonesia. Media tradisional dihantam badai yang sangat besar. Bukan hanya media cetak, media audio visual seperti televisi pun ikut merasakan akibatnya.  Demikian pula dengan radio siaran. Cita-cita saya juga kena imbas yang sangat dahsyat. Sekarang orang bisa menonton tidak harus dari siaran televisi, tetapi bebas memilih konten apa saja di YouTube. Mendengarkan musik pun, tidak harus memiliki pesawat radio atau pemutar kaset model lama. Semua sudah bisa dinikmati hanya dengan memiliki sebuah telepon pintar. Itulah zaman, kadang kemajuannya tidak pernah dipikirkan, apalagi diantisipasi.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Hantaman badai digital ini, benar-benar memiliki daya rusak yang amat dahsyat. Bukan hanya lembaga penyiaran dan media massa tradisional, tetapi juga sektor lainnya. Pasar swalayan dan mall banyak yang gulung tikar karena warga lebih suka belanja online melalui aplikasi android di telepon pintar. Semua serba praktis dan dimudahkan.

Mesin cetak baru Harian BiMEKS.

Melihat pengumuman redaksi Harian BiMEKS pagi ini, bagi saya tidak terlalu kaget. Walau sebenarnya, Harian BiMEKS baru saja ganti mesin cetak pada Awal Agustus 2017 lalu. Investasi mengganti mesin cetak saat itu, dimaksudkan untuk memperbesar ukuran koran yang telah terbit dengan ukuran mungil sejak 19 Juni 2000. Saya sendiri sebenarnya sudah mengingatkan manajemen Harian BiMEKS terkait dengan konsekuensinya. Karena dengan berubahnya ukuran mesin cetak itu, akan diikuti pula oleh perubahan biaya produksi yang lebih besar. Belum lagi tentang ketersediaan sarana produksi yang kian langka dan mahal. Kertas misalnya, selain makin sulit didapat, juga harganya semakin mahal. Demikian juga dengan plat master dan bahan kimia lainnya.

Tetapi semangat kru, tidak bisa saya abaikan juga. Mereka memberi garansi akan bisa jalan, karena koran yang terbit harian tidak banyak jumlahnya. Yang terbit di Bima dan Dompu, Harian BiMEKS adalah satu-satunya. “Kami yakin bisa jalan,“ ujar Pemimpin Perusahaan, Nurdinah SE. Hal serupa juga diyakinkan oleh Pemimpin Redaksi, Sofiyan Asyari.

Dua tahun sejak perubahan ukuran, manajemen merasakan semakin berat untuk bertahan dengan terbit Harian. Pilihan paling rasional adalah terbit berkala, tiga kali dalam sepekan. Senin, Rabu, Jumat adalah hari yang dipilih. Efisiensi bisa dilakukan karena biaya produksinya mengecil.

Media daring Bimakini.com yang selama ini ditahan-tahan karena menunggu berita yang harus lebih dahulu cetak di Harian BiMEKS, kini akan dilepas sendiri. Bimakini.com diusahakan agar lebih lincah, karena tidak lagi menunggu berita dari Harian BiMEKS. Sebaliknya, Harian BiMEKS yang akan memuat berita yang telah dirilis Bimakini.com. Cara ini untuk meningkatkan rating media online yang saat ini masih nomor dua di bawah Kahaba.net. Dengan begitu, wartawan tetap bisa menulis setiap saat, tanpa harus menunggu Harian BiMEKS terbit.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Foto bersama sebahagian karyawan BiMEKS.

Kepada pelanggan dan pembaca setia, atas nama pendiri dan pemilik Bimeks Group, saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini. Doakan agar manajemen tetap bisa menjaga harapan, supaya tetap bisa hadir di tangan pembaca di masa-masa yang akan.

Sungguh di hari-hari negeri sedang bahagia merayakan HPN, justru kondisi sebaliknya kami alami dan banyak media cetak lainnya di dunia.

Ada beberapa inovasi sebenarnya untuk menjaga asa ini. Harian Suara NTB misalnya. Saat ini, selain tetap menjaga rutinitas edisi cetak dan daring, juga menawarkan edisi khusus cetak dalam gawai. Bagi pelanggan akan dikirim secara rutin dengan format pdf yang bisa dibaca di telepon pintar mereka masing-masing pelanggan. Ini inovasi akhir tahun lalu yang mereka lakukan. Saya sendiri belum tahu efektivitasnya, tetapi inovasi ini patut dihargai sebagai upaya untuk mempertahankan eksistensi. Raka Akriyani, Redaktur Pelaksana Suara NTB menyebutkan bahwa mereka sampai saat ini tetap mempertahankan edisi cetaknya. “Suara NTB edisi cetak sampai saat ini masih kami pertahankan,“ katanya kepada saya.

Di Amerika, tepatnya di Seattle, Washington ada sebuah group media besar. Namanya Pioneer News. Ada 23 koran di bawah group media ini yang terbit di Washington, Oregon, Idaho, Montana, dan Utah. Untuk mempertahankan bisnisnya, mereka menggandeng sebuah perusahaan teknologi, Microsoft. Kolaborasi dua perusahaan ini dalam mengelola media cetak yaitu dengan model bisnis baru. Mereka menawarkan tablet gratis kepada pelanggan Pioneer yang sudah berisi berita versi digital.

Bukan hanya itu, keduanya juga membangun sebuah aplikasi  yang diberi nama uReporter, agar para pembaca ikut berpartisipasi melaporkan kejadian dari lapangan. Dalam kerja sama ini memungkinkan pembaca juga aktif berkontribusi aktif pada media yang dibacanya. Munginkah suatu waktu Harian BiMEKS melakukan hal serupa? Kita tunggu saja. Bagaimana menurut Anda? Salam Khas (KMA)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

CATATAN KHAS KMA

Mampir di Hotel INI perjalanan hari empat bagian ke dua. Catatan perjalanan ini, memamg diturunkan berdasarkan hari perjalanan. Tetapi hari ke empat ini, ternyata...

CATATAN KHAS KMA

Sholat Pertama di Masjid Nabawi Alhamdulillah, perjalanan yang melelahkan dengan duduk selama sembilan jam, tiba juga di hotel Royal Andalus. Jam tangan yang saya...

CATATAN KHAS KMA

JUDUL webinar nasional ini, kesannya serem. Serem banget! Bisa jadi karena ini, ada yang enggan menjadi peserta. Terutama dari kalangan pemerintah. Kendati begitu, pesertanya...

CATATAN KHAS KMA

BEBERAPA hari ini, media ramai memberitakan penggunaan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengganti kupon undian pada pawai Rimpu. Itu sederhana sekali. Alasan penyelenggara, untuk...

CATATAN KHAS KMA

  SAYA ini kadang iseng. Bertanya kepada orang lain tentang cita-cita masa kecil seseorang. Itu agak privasi. Bisa jadi juga, itu rahasia. Tidak pernah...