Kota Bima, Bimakini.com.- Dugaan sejumlah anggota DPRD Kota yang tidak berangkat ke Batam, tetapi mengambil uang perjalanan dinas senilai Rp18 juta disesalkan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bima. Mereka mendesak agar semua anggota DPRD itu yang tidak berangkat segera mengembalikan uang rakyat.
“Kami sangat kecewa dengan wakil rakyat kita hari ini, berdalih kunjungan demi daerah, nyatanya malah merugikan daerah,” ujar Ketua PMII Bima, Rafi’in, saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (29/6) sore.
Menurutnya, tindakan para wakil rakyat itu sangat keterlaluan dan menyakiti hati rakyat. Seharusnya jika memang tidak berangkat ke Batam untuk studi banding, uang yang diambil itu dikembalikan lagi. Bukan malah menikmati dan membelanjakannya untuk kepentingan lain.
Apalagi, terangnya, jika faktanya uang biaya perjalanan dinas itu bernilai belasan juta rupiah, maka sangat naif tidak dikembalikan. Uang senilai itu akan sangat bermanfaat apabila dialokasikan untuk kepentingan rakyat yang masih banyak membutuhkannya. Terutama, jika memang benar yang tidak berangkat sebanyak delapan orang seperti yang terendus.
“Kami meminta dengan tegas kepada pimpinan legislatif agar bertindak tegas meminta uang negara itu segera dikembalikan sebelum mahasiswa bergerak. Jangan malah bungkam,” tegasnya.
Sikap bungkam, staf, anggota dan pimpinan DPRD Kota Bima, ungkapnya, semakin mengindikasikan bahwa kabar yang terendus itu memang benar. Dia mencurigai tidak adanya yang bersuara tentang isu miring itu mengisyaratkan mereka juga ikut menikmati percikan uang perjalanan tersebut.
Dia mendesak delapan anggota DPRD yang disebut tidak berangkat dan mengambil uang itu dilaporkan secara hukum saja jika tidak segera mengembalikan uang rakyat itu. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.