Connect with us

Ketik yang Anda cari

Sudut Pandang

Suami Pelit Versus Istri Cerdas

Foto: Ist

Oleh: H M Nasir Ali

Ini kisah nyata dan terjadi di Kota Bima NTB. Jadi bukan  hayalan maupun bualan. Sanusi termasuk suami yang sayang istri, tetapi kebiasan buruk menakar uang gajian masih sulit diubah. Pelit memberikan gaji pada istri, ditakar sesuai perhitungan sang suami. Namun, Aisyah sang istri yang super setia, meski tahu tindakan semena-mena yang dilakukan suaminya, tetap sabar dan menyayangi suaminya.

Maka tidak heran pasangan suami istri muda ini punya seribu alasan untuk menjaga keharmonisan dalam biduk rumah tangga. Cekcok dalam rumah tangga biasa terjadi sebagai bumbu manisan cinta, tetapi jangan sampai dilarutkan dalam waktu yang lama. Alias tetap rukun seakan tidak pernah  ada masalah.

Ibu tiga anak ini, bisa saja berbuat nekat dan nyebelin, kala suami sudah keterlaluan. Apalagi, ketika anak-anaknya menagih uang jajan, beli buku, dan tagihan mendadak dari sekolah, sehingga jatah uang yang diberikan suami untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari praktis berkurang.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Gaji PNS yang diterima suaminya tidak seberapa, tetapi sungguh terlaaalu kalau gaji itu digunakan untuk foya-foya, bahkan uang itu dibakar untuk sekadar menikmati asap rokok. Duh suami  yang super nyebelin. Bayangkan, saat istri minta dengan baik-baik penuh rayu agar ditambahkan uang buat keperluan dapur, tetapi selalu muncul kata sakti tidak ada. “Masa uang yang dikasih cepat abis, padahal baru seminggu yang lalu dikasih,” kata suaminya dengan nada emosi.

Aisyah sangat faham tabiat suami yang cepat naik darah. Kalau sudah berkata tidak, maka jangan dipaksakan. Nanti saat mau tidur baru bisa dibujuk lagi. Namanya, suami setiap saat mau tagih jatah, tetapi kalau minta duit selalu nyebelin.

Kali ini Aisyah benar-benar kekepet, tak ada lagi uang untuk beli minyak tanah, apalagi untuk beli sayur, ikan, dan lainnya. Di rumah tinggal  tersedia beras saja, tetapi mau di masak pakai apa, mumet. Usaha meminta tambahan biaya dapur tak juga meluluhkan hati sang suami.

Aisyah pasrah dengan keadaan yang membikin mumet kepala, tetapi dalam kondisi apapun istri senantiasa memberikan yang terbaik bagi suaminya. Siang itu, di meja makan tersaji dengan baik, semua ditutup rapi seperti biasa. “Mak, saya lapar, seharian rapat di kantor dan belum makan siang,” keluh suaminya saat pulang kerja menyapa istri yang menyambutnya di depan pintu rumah.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sambil menyalami tangan suaminya, Aisyah memersilakan suaminya langsung ke meja makan. “Semua sudah tersaji di meja makan, pak,” ujar istrinya dengan senyum manis seakan tak ada masalah. Tanpa basa basih bapak tiga anak ini langsung duduk manis di kursi meja makan, ingin menyantap menu yang disiapkan istri tercinta.

Dengan membaca doa sebelum makan, suaminya membuka satu persatu piring yang ditutup rapi. Kaget, ternyata yang tersaji hanya kobokan, segelas air minum, dan satu piring beras. Hati suami mana yang tidak panas kalau diperlakukan seperti itu. “Maaak, mana nasi dan menunya,” tanya suaminya dengan nada tinggi.

“Itu yang tersaji di meja, pak” ujar istrinya dengan hati tak kuasa menahan tawa. “Masa saya harus makan beras,” katanya. “Tadi pagi kan, Mak minta uang untuk beli minyak tanah dan lauk pauknya. Namun, Pak tidak mau kasih. Ya saya sediakan apa adanya,” jawab Aisyah enteng.  Kemarahan suami kian memuncak dan nyaris saja tangan itu menampar wajah istrinya.

“Maaf Pak, hanya ini yang bisa saya lakukan. Kalau Pak keberatan silakan cari istri yang lebih setia dan lebih sabar dari saya,” tuturnya dengan kepala tertunduk. Menyaksikan wajah istri seperti itu, Sanusi trenyuh dan  tensi amarahnya kian menurun. Dia hanya bisa mengelus dada sembari meneguk segelar air minum yang disiapkan istrinya. “Ya, sudahlah kita ke kamar  aja ambil uang, biar kita makan apa yang ada,” sembari mengunci pintu kamarnya, selesai gitu. Wkwkwkkkkkkkkkkkkkk. (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

 

Penulis adalah wartawan senior Harian Bimeks

Tulisan ini juga pernah dimuat di Kompasiana

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimkini.-  Kasus kekerasan dalam rumah-tangga (KDRT), biasanya dialami kaum Hawa (istri). Kali ini berbeda, karena korbannya adalah seorang suami.  Pria berinisial I...

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini.com.- Sebanyak 10 regu Cerdas-Cermat Antar-Santri tingkat SMP dan SMA Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Furqan Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima,...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Gerakan Masyarakat Pemilih Cerdas (Gema-Pis) dan Rumah Cita mengelar diskusi mimbar pemilih cerdas (smart voters) di aula Kantor Camat Woha, Sabtu (21/11/2015)....

Politik

Bima, Bimakini.com.- Kualitas pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Bima, tidak saja ditentukan oleh tingkat partisipasi, namun ditentukan kecerdasan dalam memilih. Pemilih cerdas itu, tidak...

Hukum & Kriminal

Dompu, Bimakini.com.-Peristiwa pemukulandialami Suharni (37), warga Kota Bima di depan kantor Pemerintah Kabupaten Dompu sekitar pukul 11.20 WITA, Senin. Diduga wanita itu dipukul suaminya...