Kota Bima, Bimakini.com.- Idul Fitri tinggal beberapa hari lagi. Seperti bisanya, anak-anak dan orangtua mengelilingi berbagai lingkungan untuk mendatangi rumah warga untuk meminta sedekah. Mereka kerap menyebutnya dengan hagala.
Mereka berjalan bergerombol, bahkan ada yang jalan sendirian.
Berbagai cara mereka ungkapkan, mulai tidak memiliki sanak-keluarga hingga belum makan berhari-hari untuk menarik simpati orang. Seperti yang terlihat di Kelurahan Monggonao, kemarin.
Kalangan anak-anak pencari hagala itu entah berasal dari mana. Namun, biasanya dari daerah pinggiran Kota Bima.
Warga Monggonao, Ahmad, mengatakan pencari hagala itu bukan kalangan anak-anak di Monggonao, namun dari kelurahan lain. Mereka tidak semuanya berasal dari golongan fakir dan miskin, bahkan bukan anak yatim dan piatu.
Setiap tahunnya, katanya, para pencari sedekah jelang Idul Fitri selalu bertambah dan fakta memrihatinkan. Jika dilihat dari jumlah mereka, rupanya anak jalanan maupun anak yatim dan fakir-miskin relatif banyak.
Diungkapkannya, tahun lalu memergoki seorang pencari hagala yang memang kehidupannya tidak memrihatinkan. Momentum hari besar Islam, seperti Idul Fitri, dimanfaatkan untuk meraup keuntungan. “Dulu saya pernah melihat para pencari hagala yang rumahnya sedang, namun tidak miskin. Setelah saya telusuri, rupanya momentum semacam ini hanya untuk meraup keuntungan semata,” ungkapnya, Kamis (9/8) di Monggonao.
Menanggapi hal itu, pengurus BAZDA Kota Bima, Islamuddin, SPd.I, mengatakan, para pencari hagla belum bisa dikatakan miskin, jika belum dibuktikan kebenarannya. Jika memang seluruh pencari hagala itu adalah tergolong dalam delapan asnaf yang memiliki kriteria untuk menerima zakat, maka BAZDA akan mendatanya untuk diberikan zakat pada saatnya nanti.
Dijelaskannya, kalangan pencari hagala tidak akan ada di Kota Bima speperti di kota lain jika memang umat Islam menyadari wajib zakat. Bukan hanya zakat fitrah, namun juga zakat mal maupun zakat profesi.
Dia menilai bahwa umat Islam sendiri saat ini yang tidak memiliki pengetahuan tentang kekuatan zakat. “Jika zakat bisa kita maksimalkan, saya yakin tidak satu pun masyarakat Kota Bima yang miskin. Semua akan diurus dan diberikan lapangan pekerjaan dengan zakat tersebut,” ujarnya.
Dia meminta masyarakat Islam agar tidak memiskinkan diri untuk mencari hagala, karena pekerjaan meminta-minta dilarang h Allah sementara kekuatan untuk meraup rezeki masih ada.
Dia mengharapkan tradisi mencari hagala semacam ini perlu ditertibkan, jika memang ada umat yang kehidupannya susah bisa dibantu dengan kekuatan zakat. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.