Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Bentrok Kembali Pecah, Satu Tewas Belasan Luka

 

Bima, Bimakini.com.- Bentrok antar-warga Dadibou, Samili dan Kalampa kembali pecah, Rabu siang. Bentrok antarwarga ini ikian meluas. Jika sebelumnya yang terlibat warga dusun Dadibou dengan Kalamba-Samili, namun kini dusun Dadibou juga bergabung dengan Godo.

Bentrok terbuka antar kelompok warga tidak bisa dihiondarkan. Satu tewas terkena senjata api rakitan dan belasan lainnya luka akibat terkena panah.  Hingga tadi sore tercatat, satu yang terwas dari Samili dan 12 orang terluka.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Pertikaian dipicu diduga berawal dari penganiayaan siswa SMAN 2 Woha asal Desa Dadibou, A Hafid, oleh oknum rekan sekolahnya asal Desa Kalampa hari Rabu siang, di sekolah setempat. Penganiayaan itu berbuntut reaksi warga Dadibou, sehingga meluas.

Isu penganiayaan itu, memicu reaksi warga Desa Dadibou. Warga berbondong-bondong menuju perbatasan Desa, antara Desa Dadibou dengan Desa Kalampa, dengan membawa masing-masing senjata tajam dan panah.

Hal serupa juga dilakukan warga Desa Kalampa yang bergabung dengan warga Desa Samili. Mereka berkumpul menuju ke arah Timur, perbatasan di Desa Dadibou. Warga Samili dan Kalampa, juga membawa senjata tajam dan panah.

Sekitar pukul 13.15 Wita, warga dari ke tiga Desa tersebut sudah berhadapan di antara perbatasan Desa Ddibou dengan Desa Kalampa. Bentrok tak terhindarkan lagi antar warga tersebut, tanpa ada dihalau pihak keamanan.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Polisi baru tiba di lokasi kejadian, setelah bentrok antara warga sudah berlangsung belasan menit lamanya. Korban luka antara warga yang bertikai, sudah berjatuhan. Saat Polisi tiba, belum ada korban jiwa.

Polisi tidak sanggup melerai perkelahian antara warga tersebut. Warga yang bertikai, pecah jadi dua kelompok. Kelompok yang satu, dengan jumlah massa sama-sama ratusan, di sebelah Selatan jalan raya. Kelompok massa yang lain, bagian Utara, dengan jumlah massa yang hampir seimbang.

Antara warga yang bertikai, saling serang. Ketika warga gabungan Desa Samili dengan Desa Kalampa, maju, warga Desa Dadibou yang dibantu sejumlah warga Desa lain, mundur. Tak lama kemudian, warga Desa Dadibou maju, warga Samili dan Kalampa, mundur lagi.

Ada dua kali ledakan yang meletus yang diduga bersumber dari bom Molotov, ditengah-tengah arena pertikaian antar warga tersebut. Namun tidak ada korban jiwa maupun korban luka atas ledakan tersebut.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Tanpa disadari korban luka mulai berjatuhan. Rata-rata korban terluka, akibat anak panah buatan. Anak panah itu, ujungnya dibuat dari besi, tangkainya dari bamboo. Korban asal Desa Dadibou hingga pukul 17.00 Wita, yang diketahui ada 3 orang.    

Masing-masing Suherman A Rajak (30) RT 04 RW 04 dengan luka paba bagian jempol telapak kaki kanan tembus, akibat anak panah, Mursalim Hasanudin (21) RT 02 asal Desa Risa Kecamatan Woha mengalami luka telapak kaki kiri tembus akibat anak panah dan Salahuddin (27) RT 08 Desa Dadibou mengalami luka tembus panah di bawah mata kaki kanan.

Sementara korban dari Desa Samili, 1 orang tewas, Sukarman (30). Korban Sukarman mengalami luka atas mata kanan tembus. Luka korban diduga akibat peluru Senjata APi (Senpi) rakitan dari oknum warga Desa Dadibou.

Sementara korban luka asal Desa Samili masing-masing, Tasrif (44) Desa Samili mengalami luka pada paha kiri akibat anak panah, Nanang (24) Desa Samili mengalami luka pada dada kiri, Gunawan (23) tahun asal Desa Keli, terluka punggung kanan.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Muhktar (30) asal Desa Kalampa, mengalami luka pada kaki kanan, Ramli (25) asal Desa Samili luka pada bagian tangan kiri, Arif (30) asal Desa Renda Kecamatan Belo, luka bagian bibir dan lidah, Abubakar Abdollah (35) asal Desa Samili, luka bagian kaki kanan dan A Bakar (40) asal Desa Samili mengalami luka bagian dada kanan.

Saat pertikaian berlangsung, sebagian besar kaum hawa di Desa Dadibou memilih bertahan di Desa mereka sembari ada yang memegang parang, pisau, golok, bamboo yang diruncingkan. Mereka enggan keluar kampung, karena ingin ikut berperang.

Kapolres Bima AKBP Dede Alamsyah yang dikonfirmasui di sela-sela orang bertikai, mengatakan, bentrok antara warga tersebut dipicu adanya penganiayaan siswa asal Desa Dadibou oleh siswa asal Desa Kalampa.

Dede belum bisa dikonfirmasi panjang lebar kaitan pertikaian antar kampung tersebut, karena masih sibuk urus pasukan di lokasi kejadian. “Intinya kami tgetap proses hukum atas apa yang terjadi,” katanya menegaskan.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sedikitnya 25 orang anggota TNI dari Kompi Senapan A Bima diterjunkan di lokasi bentrok. Meski di lokasi ada aparat Kepolisian dan TNI, warga tetap bentrok dengan saling serang satu sama lain. tembakan peringatan dilontarkan aparat.

Setelah ada korban jatuh dari Desa Samili, Sukarman, yang tewas, baru massa Desa Samili gabungan Desa Kalampa mundur sendiri dari medan tempur. Korban yang meninggal berada di bagian Utara Jalan. Sementara massa bagian Selatan, tetap saling serang.

Pantauan Bimakini.com di lokasi kejadian, jumlah aparat tidak sebanding dengan warga yang bertikai. Selain jumlah yang minim, aparat juga kewalahan menghalau bentrok, apalagi medannya adalah persawahan. Selain itu, warga yang bentrok berada di sisi kiri dan kanan persawahan. Akibatnya aparat kesulitan. Keddua kelompok warga akhirnya mundur, ketika jatuh korban tewas. (BE.16)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kuat dugaan, korban tewas di terowongan Dam Pela Parado karena  mesin pompa penyedot air terbakar. Selain itu karena kesulitan untuk bernafas. Mesin...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Naas menimpa dua pekerja bendungan Pela Parado Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Pada Kamis (13/5/21) dini hari pekerja yang diketahui bernama Ismail (52)...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Aliansi Pemuda Madapangga (APM) kembali memblokade jalan lintas Cabang Bolo, Kamis (30/7). Mereka masih kecewa dengan sikap polisi yang dianggap melakukan kriminalisasi...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Diduga terlibat berantam dengan warga lainnya, Sukardin (34) warga RT 14 Desa Bolo Kecamatan Madapangga tewas, sekitar pukul 16.30 Wita, Rabu (18/12)....

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kelompok warga Desa Tolotangga, Kecamatan Monta dan Paradowane Kecamatan Parado, terlibat bentrok, Rabu (26/6). Terjadi saling lempar batu di halaman Kantor Camat...