Kota Bima, Bimakini.com.-Guru SMPN 15 Kota Bima, R (26), mengaku dianiaya dan diperkosa oknum penjaga sekolah setempat berinisial A. Peristiwa itu diakui terjadi Selasa (25/12) sekitar pukul 09.00 WITA di sekolah setempat, Kelurahan Oi Fo’o, saat sepi. Akibatnya, R mengalami luka lebam bagian muka dan trauma.
Sulaiman, Ayah R, melaporkan kejadian ini ke Poresta Bima Rabu (26/12) sekitar pukul 13.15 WITA. Kini, oknum A sedang dalam pengejaran aparat Kepolisian.
Pantauan Bimakini.com, ketika masuk di ruangan pemeriksaan, R terus meronta dan menggigil ketakutan. Dia tidak berani memandang wajah laki-laki yang mendekatinya dan selau berteriak ketakutan. R terus menutup muka dan meronta dan mengaku takut dibacok.
Nah, karena korban masih trauma berat, petugas belum bisa memintai keterangan. Polisi hanya memintai keterangan Ayah korban, Sulaiman.
Usai pemeriksaan, Sulaiman menceritakan peristiwa yang dialami putrinya. Ceritanya, Selasa (25/12) pagi, R pamit ke sekolah karena mendapat pesan singkat dari A yang memintanya datang karena ada pekerja yang meminta dibelikan bahan bangunan yang masih kurang.
“Kebetulan anak saya di sekolah tersebut diangkat menjadi Bendahara proyek sekolah,” ujar Sulaiman.
Rupanya, katanya, itu hanya akal-akalan A saja. Sesampainya di sekolah, tidak menjumpai pekerjaan proyek sekolah. “Di tempat yang sepi tersebut korban pun diperkosa. Karena melawan akhirnya dipukul dan diancam akan dibunuh,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Sulaiman mengaku awalnya R tidak langsung menceritakan peristiwa yang dialaminya. Ketika pulang dari sekolah, dia melihat muka korban lebam dan sangat ketakutan kemudian mengurung diri di kamar. Namun, saat ditanya mengaku terjatuh dari sepeda motor.
“Tapi, saat saya periksa sepeda motor tidak ada sedikit pun tanda-tanda terjatuh,” ugkapnya.
Hal itu semakin mencurigakan dan langsung menginterogasi putrinya tersebut. Diakuinya, tidak mudah mengorek informasi tersebut karena setiap ditanya R malah berteriak ketakutan dan meronta-ronta sambil menyatakan takut pada pisau.
“Akhirnya setelah didesak, dengan terbata-bata putrinya mengaku telah dianiaya dan diperkosa pelaku,” katanya.
Menerima laporan tersebut, Kapolresta Bima Kota, AKBP Kumbul KS, S.IK, SH, langsung memerintahkan anak buahnya menangkap A. Namun, setelah datangi di kediamannya, Oi Fo’o, rupanya sudah kabur. “Kita sedang memburu pelaku yang kini melarikan diri,” ujarnya di Mapolres Bima Kota.
Meski demikian, Kumbul menyatakan, untuk memastikan ada penganiayaan dan tindak perkosaan terhadap korban, maka harus dibuktikan dengan visum. “Dari ciri fisik kita memang melihat ada memar di wajah korban, tapi untuk mengetahui apakah telah terjadi tindakan penganiayaan dan perkosaan kita tunggu hasil visum,” jelasnya.
Rekan R, Erni, S.Pd, yang juga menemani saat di ruangan mengaku, korban sering mengeluhkan ancaman dari A. Karena kerap mendapat ancaman tersebut, selalu bersama dirinya saat berangkat dan pulang sekolah.
“Saya heran kenapa kemarin dia tidak mengajak saya ke sekolah saat A (menyebut nama lengkap, Red) memintanya ke sekolah untuk melihat pekerjaan sekolah,” sesalnya.
Diakuinya, meski hanya sebagai penjaga sekolah, namun Asangat ditakuti para guru, terutama guru wanita. Sering mengancam guru dan meminta uang.
Hal yang sama juga diakui Kepala SMPN 15 Kota BIma, Drs. H. Hafid. Diakuinya, keberadaan A disekolah tersebut sangat mengganggu dan mengancam. Pihak sekolah kerap tidak berani melawan karena dia penduduk lokal dan punya sudara yang sangat ditakuti di kampung tersebut.
“Kami takut kalau tiba-tiba di tengah jalan dihadang pelaku dan teman-temanya bila melawan,” ujarnya di Polresta Bima.
Hafid megaku seringkali diancam. “Dia berperilaku seperti preman dan sangat meresahkan,” ujarnya.
Bahkan, karena gerah dengan ulah A, pernah meminta pindah dari sekolah yang baru lima bulan dinakodainya tersebut. “Dia harus dihukum berat, karena tindakannya sangat keterlaluan,” pintanya. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
