Connect with us

Ketik yang Anda cari

Hukum & Kriminal

Korban Bacok Tewas, Dua Unit Rumah Dirusak

http://padanglawasutarajaya.blogspot.com

Ilusratsi Pembacokan

Bima, Bimakini.com.-Kasus pembacokan terjadi di Desa Parangina Kecamatan Sape Kabupaten Bima, Kamis (20/12) sekitar pukul 18.30 Wita. Korbannya adalah Arjuna (31) warga setempat. Korban dibacok menggunakan senjata tajam, akibatnya leher dan kakinya menganga. Hanya beberapa saat setelah kejadian itu, korban pun tewas di lokasi.

    Pihak Kepolisian menyatakan pria yang diduga mengeksekusinya adalah BR, warga Desa Naru Kecamatan Sape yang beristrikan wanita setempat. Sekitar satu jam setelah kejadian, rumah BR dirusak massa keluarga Arjuna. Pelampiasan itu pun berlanjut pascapenguburan Jumat pagi, giliran rumah Khalik, kakak BR, yang dibakar.
Hingga Jumat, motif kejadian itu belum diketahui. Pihak Kepolisian masih mengusutnya. Namun, isu yang beredar berawal dari masalah sepele.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sape, Komisaris Polisi Lalu Najamudin, yang dihubungi melalui telepon  seluler, Jumat, mengatakan hingga kini BR masih diburu oleh aparat Kepolisian. BR diketahui melarikan diri ke arah pegunungan wilayah setempat.
Katanya, hingga kini motif kejadian itu masih terus diselidiki. Korban dibacok hingga menyebabkan bagian belakang leher dan kakinya terluka parah. Dua rumah dirusak oleh keluarga korban pascakejadian itu. “Kami masih menyelidiki motifnya,” katanya melalui telepon seluler, kemarin.
Pada kesempatan lain, Kepala Desa Parangina, M. Amin H. Musa, membenarkan perusakan dua unit rumah setelah kejadian tragis itu. Rumah BR dirusak pada Kamis malam, sedangkan Jumat pagi giliran rumah Khalik, kakak BR, yang dibakar. Pembakaran itu dilakukan setelah mayat Arjuna dikuburkan di tempat asalnya, Naru.
Kades mengaku memang melihat pergerakan massa yang memasuki Parangina menggunakan tombak, parang, dan senjata tajam lainnya. Mereka menyapa dan memberitahukan hanya ingin mengincar pelakunya. Sebelumnya, Kades telah menyosialisasikan kepada warganya bahwa massa yang marah itu hanya mendatangi keluarga pelaku dan tidak merusak fasilitas lain.
Tidak ada reaksi warga Parangina terhadap massa yang datang. “Saya berdiri di depan kantor Desa dan mereka (massa) menyatakan hanya mencari pelaku, tidak menganggu orang lain. Kalau ditegur malah bisa salah,” katanya.
Kades salut terhadap ‘sikap jantan’ seperti itu, karena di wilayah lain reaksi terhadap kasus pembunuhan cenderung membabi-buta dan menyamaratakan perlakuan terhadap siapa saja asalkan satu kampung dengan pelaku. “Aksi perusakan dan pembakaran itu tidak ada reaksi perlawanan dari keluarga BR,” katanya.
Beredar kabar, tewasnya Arjuna karena dikeroyok. Namun, Kades memastikan bahwa eksekusi maut itu dilakukan oleh satu orang saja. (BE.12)     
 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kuat dugaan, korban tewas di terowongan Dam Pela Parado karena  mesin pompa penyedot air terbakar. Selain itu karena kesulitan untuk bernafas. Mesin...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Naas menimpa dua pekerja bendungan Pela Parado Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Pada Kamis (13/5/21) dini hari pekerja yang diketahui bernama Ismail (52)...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Diduga terlibat berantam dengan warga lainnya, Sukardin (34) warga RT 14 Desa Bolo Kecamatan Madapangga tewas, sekitar pukul 16.30 Wita, Rabu (18/12)....

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.- Tiga warga Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, sekaligus simpatisan atau pendukung Cakades nomor urut 4, Usman yang biasa disapa Dae Papua melaporkan kasus...

Peristiwa

BERIKUT lanjutan catatan dokter Akbar, relawan bencana Palu yang ditulis dengan gaya bertutur selama berada di Sulawesi Tengah. Matahari cerah menyinari RS Lapangan BSMI...