Connect with us

Ketik yang Anda cari

Opini

Berlaku Baik, bukan Berkata Baik (Renungan Maulid Nabi Muhammad SAW)

    ((((Musthofa Umar, S.Ag., M.Pd.I)))

Tulisan saya kali ini, untuk menyambut dan memeriahkan tibanya bulan Maulid atau kita kenal dengan istilah Rabi’ul Awal. Bulan ini, lazim kita peringati sebagai hari kelahiran sang revolusioner Islam, yakni Nabi Muhammad SAW. Dari tahun ke tahun, tentu kita sering memeringati kelahiran Beliau, malahan di Lombok bulan ini diistilahkan oleh sebagian orang sebagai ‘bulan penambahan gizi’. Kenapa bisa begitu? Karena di seluruh Lombok secara bergantian hari dan tanggalnya, masyarakat merayakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid di Lombok identik dengan acara pengajian disertai makanan atau hidangan banyak, lezat, dan enak. Sehingga, hampir satu bulan full orang makan-makanan enak, daging, dan sebagainya yang bisa menambah pertumbuhan gizi.

Namun, perayaan kelahiran Nabi tidaklah sekadar formalitas belaka. Islam tidaklah formalitas, akan tetapi seharusnya dibarengi peningkatan kualitas moral yang sesuai pribadi Rasulullah. Karena tujuan kita memeringati Maulid Nabi, tentu tidak jauh dengan tujuan Maulid Nabi pertamakali diadakan saat itu.
Seperti yang pernah dimuat oleh Bulletin Al-Islam pada Edisi 348/Tahun XIV (2007), maulid diperkirakan pertamakali dilakukan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang Gubernur Irbil di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin al-Ayyubi (1138-1193). Namun, sebagian pendapat mengatakan, ide pertama datang dari Sultan sendiri. dengan tujuan pada saat itu adalah ingin membangkitkan kecintaan umat kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memerebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.
    Berangkat dari tujuan awal Maulid Nabi Muhammad SAW ini, maka kita di Indonesia ingin pula menumbuhkan semangat ibadah umat Islam, agar kembali seperti masa-masa Rasulullah SAW. Dari tahun ke tahun, tentu ada peningkatan kualitas hidup kita, seiring banyaknya perayaan Maulid yang kita ikuti dan rayakan. Bukannya meriah saat merayakan, namun biasa-biasa saja dalam pengamalan. Ini tentu kita semua tidak kehendaki.
     Marilah kita kembali menelaah lahirnya Rasulullah untuk kita dan Islam. Al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4 menyatakan, “Sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas akhlak yang agung”. Dalil ini diperkuat oleh Hadits dari Abu Hurairah ra berkata, “Sesungguhnya aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik)” dan dalam riwayat lain, “untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.
      Dari sekian banyak dalil tentang diutusnya Rasulullah SAW ke dunia, berkaitan tentang akhlak (tingkah laku). Dari itu tulisan saya ini, saya beri judul ‘Berlaku Baik, bukan Berkata Baik’. Mungkin Anda pernah mendengar, judul lagu dangdut ciptaan Aspan yang dinyanyikan Ayudia? OmDo (Omong Doang), lagu itu mengisahkan orang yang hanya omong doang (bicara saja).
Di tengah masyarakat kita, orang-orang seperti ini sangat banyak sekali. Mereka hanya bisa berbicara saja, walaupun memang pembicaraan mereka sangat baik. Akan tetapi, tidak disertai tingkah laku baik pula. Justru ini terbalik dari tujuan Rasulullah SAW hadir di bumi ini, yakni untuk memperbaiki akhlak (tingkah laku) dan mencontohkan tingkah laku-tingkah laku yang baik kepada umatnya.  Bukan memerbaiki kata-kata, menjadi manis dan baik yang membuat orang terpesona. Rasulullah bukanlah orang seperti itu, Allah sendiri yang menyatakan hal itu dalam firman-Nya, surat al-Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah teladan yang baik bagi yang mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di hari kemudian (akhirat)”.
    Nabi Muhammad SAW adalah penghulu segala Nabi dan Rasul Allah yang pernah diturunkan ke dunia oleh Allah SWT. Di samping itu, sebagai penutup para Nabi dan Rasul, yang mendapatkan kitab al-Quran juga menjadi penutup dari suhuf-suhuf dan kitab-kitab yang pernah diturunkan Allah SWT. Ini menunjukkan kesempurnaan Nabi Muhammad tidak diragukan lagi. Ibarat sebuah buku, beliau adalah intisari, rangkuman, kesimpulan dan makna dari apa yang telah Allah turunkan sebelum Beliau.
Hal ini tergambar dalam al-Qur’an surat al-An’am ayat 90 menyebutkan dalam rangkaian ayat-ayat 18 nama Nabi dan Rasul. Setelah itu, ke-18 nama disebut, Allah berpesan kepada Nabi Muhammad SAW, “Mereka itulah yang telah memperoleh petunjuk dari Allah, maka hendaknya kamu meneladani petunjuk yang mereka peroleh”. Karena itu pula, sebagian ulama tafsir menyimpulkan bahwa, pastilah Nabi Muhammad SAW telah meneladani sifat-sifat terpuji para Nabi sebelum beliau.
     Hal ini terungkap dalam buku yang ditulis Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts (2008), “atlas sejarah para Nabi dan Rasul, mendalamai nilai-nilai kehidupan yang dijalani para utusan Allah”  bahwa, Nabi Nuh a.s dikenal sebagai seorang yang gigih dan tabah dalam berdakwah. Demikian halnya dengan Nabi Ibrahim a.s. yang dikenal sebagai seorang yang amat pemurah, serta tekun bermujahadan mendekatkan diri kepada Allah. Lain halnya dengan Nabi Daud, Beliau dikenal sebagai Nabi yang amat menonjolkan rasa syukur serta penghargaannya terhadap nikmat Allah. Nabi Zakariya a.s, Yahya a.s., juga Nabi Isa a.s. adalah Nabi-nabi yang berupaya menghidari kenikmatan dunia demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nah di lain pihak ada Nabi Yusuf a.s. yang terkenal gagah, dan amat bersyukur dalam nikmat dan bersabar menahan segala cobaan. Nabi Yunus a.s. diketahui sebagai Nabi yang amat khusu’ ketika berdo’a kepada Allah SWT. Dan nabi Musa a.s adalah Nabi
dengan keberanian dan ketegasan, namun beda dengan adik beliau Nabi Harun a.s. yang terkenal dengan kelemahlembutannya.
    Dari semua sifat-sifat Nabi dan Rasul yang tercermin dalam bukunya Sami bin Abdullah bin bin Ahmad al-Maghluts inilah yang melekat dan diwariskan serta diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada kita semua. Al-Qur’an surat at-Taubah ayat 128 juga mengatakan, “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu (umat manusia), serta sangat menginginkan kebaikan untuk kamu semua, lagi amat tinggi belas kasihnya serta penyayang terhadap orang-orang mukmin”. Belas kasih Muhammad SAW begitu besar kepada umatnya. “boleh jadi kamu Muhammad akan membinasakan dirimu, karena mereka (penduduk Mekkah) tidak beriman” pernyataan ini dinyatakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya surat As-Syu’ara ayat 3. Begitulah Rasulullah kecintaannya pada kita, namun apa yang telah kita perbuat untuk beliau, belum pernah kita ukur dalamnya. Sudahkan harapan-harapan beliau kita laksanakan? Ataukah sebaliknya, banyak dari
kita yang pura-pura tidak mengerti tentang itu semua.
Sebagai Rasul yang diutus untuk menyempurnakan akhlak, dan semua kebaikan untuk alam semeta, beliau telah memberikan teladan kepada umatnya secara sempurna melalui sabda dan amal perbuatan selama beliau hidup. Seluruh sisi kehidupan dan ucapan beliau sesungguhnya merupakan teladan akan kesempurnaan akhlak dan kemuliaan amalan. Ketinggian akhlak beliau juga tercermin dalam hadits Aisyah r.a. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “Akhlak Rasul adalah al-Qur’an”. Seolah-olah Siti Aisyah r.a membuka jalan bagi siapa saja untuk bisa meniru dan mencontoh Rasul dengan gampang jika mereka mau, yakni dengan mengamalkan al-Qur’an. Karena dengan begitu, maka secara langsung telah meniru teladan Rasulullah. Di samping memang, al-Qur’an adalah wahyu yang menjadi mukjizat serta warisan Rasulullah kepada kita semua sepeninggal beliau. Dan Hadits-hadits beliau adalah terjemah dari kemauan dan maksud yang terkandung di dalam al-Qur’an yang mujmal bagi kita.
     Membicarakan akhlak Rasul, ibarat seseorang yang menyeberang lautan tidak bertepi. Begitu luasnya, seluas makna al-Qur’an yang belum bisa terungkap. Meskipun demikian, marilah sejenak kita menyimak beberapa kisah dalam kehidupan Rasul bersama umatnya yang dipenuhi keindahan akhlak dan keagungan budi pekerti beliau. Harapan kita tentu, tidak semua yang kita bisa ikuti, namun mungkin beberapa dari akhlak beliau bisa kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Beliau sangat dekat dengan umatnya, dengan kita semua selaku umat beliau. Namun, kedekatan beliau, terkadang tidak diimbangi dengan tingkah laku kita.
      Kita malah m enjauh dari ajaran-ajaran beliau. Kita mengaku Islam, percaya beliau telah membawa kita dari alam kejahiliahan (bodoh) ke alam terang benerang (Islam), namun kita jauh dari rasa terimakasih itu, sehingga banyak dari kita keluar dari Islam sesungguhnya. Keluar dari apa yang beliau inginkan untuk kita lakukan, sebagai umatnya. Contoh saja tentang kedekatan beliau dengan orang kaya, miskin, bangsawan, atau budak sekalipun. Tidak pernah beliau beda-bedakan pergaulan. Pergaulan yang beliau tunjukkan dengan penuh kelembutan dan akhlak mulia. Akan tetapi, bertolak belakang dengan umatnya, yang jangankan beda status, sama-sama Islam saja cuma lain faham kita tidak mau menyapa dan apa lagi bergaul.
Allah SWT juga bercerita dan menyanjung akhlak beliau dalam firman-Nya surat Ali imran ayat 159, “Maka disebabkan oleh rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi behati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu”. Inilah yang harus dilakukan umatnya dalam melanjutkan dakwah beliau di muka bumi ini.  Berdakwklah dengan lemah lembut, bukan dengan kekerasan dan pemaksaan. Apalagi berdakwah dengan cara mengelaim pembenaran sendiri atas ajaran-ajarannya dan mengafirkan serta membid’ahkan ajaran-ajaran lainnya.
Sungguh berlembar-lembar tulisanpun tidak akan mampu menulis akhlak Rasulullah. Akan tetapi, sangat bijak jika kita, mengetahui sedikit lalu mengamalkannya, bukan mengetahui banyak cuma untuk pajangan semata. Berbicara boleh saja baik, akan tetapi akhlak baik atau contoh baik itu lebih diutamakan, inilah yang ingin saya sampaikan dalam menyambut dan memeriahkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H ini, mudah-mudahan kita semua mendapat syafa’at beliau kelak. Amin ya rabbal ‘alamin.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Penulis adalah Penyuluh Agama Islam di Kementerian Agama Kota Bima dan pengurus PHBI

Kota Bima.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Dari Redaksi

Pencoblosan, penghitungn surat suara, perekapan tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan telah dilalui. Semuanya landai-landai saja. Suatu lompatan  kondisi keamanan wilayah yang berbeda dibandingkan dengan ajang...

Politik

Bima, Bimakini.com.- Kondisi kekinian roda pemerintahan Kabupaten Bima dinilai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bima, Ady Mahyudi-A Zubair, merosot. Hakikat  pemerintah menjadi pelayan bagi...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Dalam rangka Meningkatkan Pemahaman Keselamatan Berlalu Lintas,  Kamis (28/10/2015), Dinas Perhubungan bersama PT. Jasa Raharja Persero Bima  mengadakan acara sosialisasi Undang –...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.com,-Dua pemuda  ditangkap anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri di Alas, Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu (19/7) lalu...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Penahanan Syuman Takdir (36) yang juga   Manajer Event Organizer (EO) Timur Production terkait kasus dugaan korupsi pembangunan Puskesmas Rasanae Timur, bukan untuk...