Bima, Bimakini.com.- Banjir yang melanda wilayah Kota dan Kabupaten Bima, Sabtu (16/2) lalu, menjebol beberapa dam di Kecamatan Wera. Namun, yang paling parah adalah dam Sumpi dan dam Tolo Potu, sedangkan dam Wadu Mbi’a sudah ada anggaran perbaikan akibat dilabrak banjir tahun lalu.
Kasubag Program dan Pelaporan Kantor Kecamatan Wera, Edison, mengatakan, kerusakan dam itu berdampak pada sejumlah tanaman padi, dan tanaman lainnya. Sejumlah dam itu sangat vital dibutuhkan petani untuk kelancaran pengairan. Namun, kerusakan itu mengharuskan petani menyiapkan mesin cadangan untuk mengalirkan air agar tanaman tetap bertahan hidup.
“Untuk sementara belum banyak menimbulkan masalah, karena warga masih bisa mengharapkan hujan. Tetapi, jika musim kemarau nanti akan bekerja keras mengalirkan air melalui mesin penarik air di sungai,” ujarnya di Kelurahan Sarae Kota Bima, Senin (18/2).
Dia mencontohkan dam di Desa Nunggi merupakan harapan petani untuk pengairan, tetapi dalam beberapa hari ke depan jangan harap dapat mengalirkan air karena sudah diterjang banjir beberapa hari lalu. Oleh karena itu, diharapkan Pemerintah Kabupaten Bima secepatnya mendata dan memerhatikan pembangunan dam yang representatif untuk menunjung pasokan air di kecamatan itu.
Hingga saat ini, katanya, ada sekitar lima dam yang rusak dan barus satu yang sudah ada anggarannya, sedangkan yang lainnya entah kapan dibangun kembali. Mungkin menghadapi musim kemarau yang akan datang perlu ada perhatian khusus untuk membangun kembali dam yang jebol itu.
Andalan utama warga Kecamatan Wera, katanya, selain bidang pertanian juga peternakan. Namun, pada musim hujan seperti ini yang banyak ditanam adalah padi dan hanya sedikit yang menanam komoditi lain, seperti kacang tanah, kedelai, jagung, dan bawang merah. Pada musim kemarau yang banyak ditanami adalah bawang merah, kacang tanah, dan hanya sebagian kecil yang menanam padi. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.