Bima, Bimakini.com.- Rencana Pemerintah Pusat memberlakukan Full Day School direaksi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Sejumlah pihak dan Kepala Daerah pun juga mengeritisinya. Penerapan itu memerlukan sejumlah pertimbangan yang harus dikaji secara matang, termasuk di Kabupaten Bima.
Seperti disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Bima, Drs Dahlan M Noer, saat dikonfirmasi mengenai rencana Mendikbud, Muhadjir Effendy itu.
Menurut Wabup, Full Day School masih sebatas wacana saja, Menteri melemparnya ke publik untuk melihat sejauhmana tanggapan terhadap wacana siswa berada di sekolah hingga pukul 17.00 itu.
Menurutnya, untuk di Bima khususnya banyak pertimbangan untuk melaksanakannya, sehingga sulit dapat diterima oleh semua kalangan dunia pendidikan maupun masyarakat luas. Belum lagi persiapan untuk Full Day School harus memang dipertimbangkan secara menyeluruh dalam berbagai aspek.
Antara lain, sejauhmana kesiapan sarana dan prasarana sekolah di Bima saat ini. Mmenurut Wabup, masih ada sekolah yang prasarananya tidak memadai pada beberapa wilayah kecamatan dan perlu terus dibenahi. Bahkan, ada yang masih seperti kandang ternak. “Ini juga harus jadi pertimbangan, karena kalau sekolah full sehari harus disediakan sarana dan prasarana yang memadai,” katanya.
Kemudian letak geografis, di Bima berupa pegunungan luas dan letak sekolah pun sedikit jauh antara permukiman satu dengan lainnya. Hal ini juga harus menjadi perhatian. “Oleh karena itulah saya merasa belum saatnya Full Day School ini dilaksanakan saat ini,” katanya.
Termasuk kesiapan guru dan jajaran staf sekolah, orang tua dan bagaimana kebutuhan siswa dan guru seharian dalam menjalankan Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM). (BK32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.