Bima, Bimakini.- Bagaimana penangkapan Basri dan Nurmi yang diduga tergabung dalam Mujahidin Indonesia Timur (MIT) oleh Satgas Tinombala? Seperti dilansir Tribunews.com beberapa hari terakhir hutan Poso dilanda hujan lebat. Saat itu, Satgas Tinombala memburu kelompok DPO Santoso yakni Basri, Oma yang adalah istri Basri, Andika, dan Sabron.
Kondisi cuaca yang terus diguyur hujan membuat Basri, Oma yang adalah istri Basri, Andika, dan Sabron memutuskan turun gunung.
Selain untuk menyelamatkan diri, mereka juga sudah kesulitan logistik dan kelaparan.
Akhirnya diputuskanlah turun ke Poso Pesisir dan menyebrang Sungai Puna.
(Baca: Perempuan yang Ditangkap Satgas Tinombala Asal Bima?)
(Baca: Maria: Nurmi Itu, Dermawan dan Penurut)
“Di atas hutan hujan deras, mereka kelaparan, logistik habis makanya mencari makan dengan menyebrangi Sungai Puna,” kata Kapolda Sulteng, Rudi Sufahriadi, Rabu (14/9/2016) seperti dikutip Tribunews.com.
Disaat bersamaan Satgas Tinombala terus melakukan penyisiran di wilayah Poso Pesisir hingga pada akhirnya empat DPO ini terlihat berupaya menyeberangi sungai.
Saat itu, arus sungai sangat deras dan ada air bah, sampai akhirnya empat DPO itu tenggelam di sungai.
Andika hanyut terbawa arus dan kepalanya membentur batu kali hingga retak dan tewas.
Selanjutnya Sabron bisa kabur.
“Basri dan istrinya juga hanyut. Basri sempat menyelamatkan istrinya dan diamankan diatas batu lalu kami tangkap. Jadi kami temukan dulu jenazah Andika setelah istri Basri baru terakhir Basri,” kata Rudi, seeprti diberitakan Tribunews.com.
menambahkan selain mencari keberadaan Sabron, Satgas Tinombala juga menyusuri sungai untuk menemukan senjata M16 yang hanyut di kali.
“Jadi Basri bawa senjata, dan sekarang senjata itu hanyut, masih dicari. Total hari ini yang ditangkap tiga, dua hidup (Basri dan istri) satu tewas (Andika). Sehingga jumlah DPO Kelompok Santoso ada 12 diantaranya Ali Kalora dan Sabron,” ucap Rudi. (BK.25/*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.