Bima, Bimakini.- Satu sosok perempuan yang ditangkap oleh Satgas Tonombala dari anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) baru-baru ini diduga adalah Nurmi, alias Oma, warga Desa Dena, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima. Nurmi adalah anak bungsu dari lima bersaudara buah perkawinan dari pasangan Suami Istri Usman dan Siti Hawa.
Maria, kakak kandung Nurmi mengaku jika sosok adiknya itu adalah penurut dan dermawan. Adiknya dua kali menikah, pertama dengan Anwar warga Kecamatan Bolo. Namun karena rumah tangganya retak, sehingga bercerai dan menikah dua tahun lalu dengan Basri.
Sambung Marlia, saat menjalani hidup sebagai seorang janda, Nurmi melakoni profesi sebagai tukang jahit dan membuat peci muslim.
“Nurmi sering memberikan bingkisan lebaran buat keluarga, bahkan bingkisan lebaran serta uang jajan anak-anak setiap hari,” kisahnya, Senin (19/9/2016).
Enam tahun menjanda, kata dia, Nurmi menikah dengan Basri. Pernikahan berlangsung di salah Pondok Pesantren (Ponpes) di Kota Bima. Keduanya dikenalkan oleh seseorang yang juga teman Basri. “Perihal pernikahan Nurmi dengan Basri, selaku saudara dan kakak kandungnya, kita tidak ketahui sebab saat pergi nikah Nurmi hanya minta ijin untuk pergi jalan-jalan ke Kota Bima saja saat itu,” ujarnya.
Setelah menikah, sempat tinggal bersama suaminya di Dena selama beberapa bulan. Selama menjalani kehidupan rumah tangga keduanya merupakan pasangan yang harmonis. “Keduanya terlihat sebagai pasangan yang saling mengasah, mengasuh dan mengisi satu sama lainnya dimana Basri sering membantu pekerjaan istrinya seperti mencuci dan mengambil air minum dikali ketika air PDAM macet,” ungkapnya.
Setelah tinggal beberapa bulan, kata dia, kemudian disusul oleh istrinya sekitar tahun 2014 lalu. Saat Nurmi pamit, Nurmi hanya mengatakan akan ke Jakarta. Keluarga tidak tahu jika menyusul sang suami.
Setelah kehilangan kontak, barulah pihak keluarga kaget mengetahui jika Basri adalah Anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Apalagi setelah menyaksikan di televisi, ternyata Nurmi ikut ditangkap.
Dikatakannya, jika sebelumnya mengetahui Basri adalah anggota MIT, pihak keluarga pasti melarang pernikahan itu. “Namun semuanya sudah terjadi. Keluarga hanya bisa pasrah saja dan berdoa supaya Nurmi diberikan yang terbaik oleh sang pencipta,” ujarnya.
Aparat keamanan diharapkan bisa memperlakukannya dengan baik. (BK.29)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.