Kota Bima, Bimakini.- Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Bima terus mengupayakan agar anak-anak Desa Oi Katupa Kecamatan Tambora tetap dalam suasana keceriaan, meskipun terbelit dalam kondisi ketidaknyaman karena mengikuti orang tua mereka. Satu di antaranya semacam upaya menghilangkan rasa traumatik (traumatic healing) dari kondisi lingkungan baru yang mereka hadapi. Apalagi, sebelumnya mereka mengikuti orang tua menyusuri Oi Katupa-DPRD Kabupaten Bima selama tiga hari.
Senin (05/09) sore, belasan bocah Oi Katupa yang mendiami tenda darurat di halaman eks kantor Pemkab Bima diajak naik odong-odong. Rutenya keliling kantor Pemkot Bima. Dari kantor Pemkot Bima menuju basecamp dan dilanjutkan di basecamp sampai Senin sore.
Ketua LPA Kota Bima, Juhriati, SH, MH, menjelaskan memang sudah merencanakan kegiatan yang menghibur belasan anak yang terpaksa ikut orang tuanya karena persoalan lahan pada Senin sore. Mereka terlihat mengalami beban mental, apalagi berada di lokasi baru dan asing.
Saat menikmati odong-odong, anak-anak tampak gembira. Ada rasa kebahagiaan yang sulit diekspresikan, apalagi mereka sebelumnya tidak pernah menikmati di kampung halamannya.
Diakuinya, awalnya anak-anak agak kaku dan terkesan takut mengikuti rangkaian kegiatan untuk menghibur mereka itu. Namun, perlahan dan pasti, berkat bimbingan anggota LPA, anak-anak sampai rebutan mau naik. “Saat naik odong-odong, mereka sambil tertawa memanggil ibunya,” ujarnya melalui WhatsApp, Senin sore.
Juhriati menambahkan anak-anak Oi Katupa mengakhiri kegiantan dan mengucapkan terimakasih atas upaya yang dilakukan LPA Kota Bima.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, secara administratif, anak-anak dari wilayah Oi Katupa bukan garapan LPA Kota Bima. Namun, karena panggilan rasa kemanusiaan dan mereka sudah berada di Kota Bima sejak 17 hari lalu, maka kondisi anak-anak itu harus diselamatkan dari berbagai penyakit yang menyerang.
Minggu sore, pengurus LPA Kota Bima memfasilitasi penanganan anak-anak Oi Katupa. Anak yang menderita diare diantar ke rumuh keluarganya. Satu orang yang deman ada di basecamp dan sebagian anak-anak menderita penyakit kulit.
Mereka adalah Nurmaulida Putri (penyakit kulit) umurnya 1,4 tahun. Kemudian Sakirah (demam) usia 10 tahun dan Salsa (diare) umur 3 tahun. (K22)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.