Bima, Bimakini.- Para petani pada sejumlah wilayah di Kabupaten Bima belakangan ini mengeluhkan kekurangan pupuk bersubsidi. Tidak hanya itu, harganya pun lebih mahal. Seperti dirasakan masyarakat petani di Kecamatan Woha dan Monta.
Para petani mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi untuk tanaman pertanian, mereka terpaksa mencari hingga ke desa lain dan pasar. Ya, sudah sulit didapatkan, harganya pun di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Saat ini tanaman bawang bawang saya sedang membutuhkan pupuk, tapi tidak ada pada pengecer,” ujar Ruslan, petani asal Desa Donggobolo Kecamatan Woha, Selasa (30/09).
Petani asal Desa Waduwani, Didin, mengaku kalau akhir-akhir ini memang kesulitan mendapatkan pupuk. Jika pun ada, harganya lebih mahal dibanding sebelumnya.
Dulu harga pupuk urea bersubsidi per sak hanya sekitar Rp100 ribu, kini menjadi Rp160 ribu. “Satu sak ukurannya 50 kilogram. Kenaikan harga juga terjadi pada pupuk bersubsidi jenis lainnya,” bebernya.
Petani di Desa Tangga Kecamatan Monta juga mengeluhkan kondisi serupa. Nasrullah berharap pemerintah tidak menyusahkan petani karena kelangkaan pupuk, saat ini masyarakat membutuhkan pupuk untuk tanaman.
“Kami membutuhkan pupuk jadi pemerintah harus turun ke lokasi agar melihat langsung seperti apa kebutuhan masyarakat petani,” jelasnya.
Di Kecamatan Monta, ujar Nasrullah, pupuk bersubsidi ukuran 50 Kg mencapai Rp160 ribu. Soal harga tidak masalah, tetapi malah langka. “Kami butuh pupuk supaya lancar, biar pun harga mahal supaya tanaman kami bisa diselamatkan,” harapnya. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.